Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

010511-Badewa


Adat Istiadat Pengobatan Tradisional Badewa

BANJARMASIN – Masyarakat Banjar adalah kelompok sosial heterogen yang terkonfigurasi dari berbagai suku bangsa dan ras yang selama ratusan tahun telah menjalin kehidupan bersama, sehingga kemudian membentuk identitas etnis atau suku Banjar.
Diantara ras dari masyarakat Banjar adalah suku Dayak, dan suku Dayak sendiri terbagi lagi menjadi beberapa suku, salah satunya adalah suku Dayak Bakumpai. Badewa adalah tradisi pengobatan tradisional dari suku Dayak Bakumpai.
Mukhlis Maman, pada Kamis (28/4) malam, mengatakan “beberapa adat istiadat suku Dayak masih terpelihara hingga kini. Adat istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh daerah.
Adat istiadat pengobatan tradisional yang dalam bahasa Banjar yaitu batatamba, sedangkan bagi masyarakat Dayak Bakumpai disebut dengan nama Badewa. Mediator atau pelaku dari Badewa adalah seorang Balian (Tabib atau ahli pengobatan). Badewa pada dasarnya dilakukan dengan upacara yang diiringi dengan tetabuhan, namun ada juga tanpa alat seberti gong, sarun dan sebagainya.
Badewa dilakukan dengan memanggil sahabat, yakni sekutu Tabib dari alam gaib atau dari makhluk gaib. Para sahabat itulah yang merasuk dalam tubuh Tabib, guna melakukan penyembuhan” ujar pemerhati budaya Banjar ini.
Setia Budhi, salah satu pemerhati budaya suku Dayak, beberapa waktu yang lalu menceritakan dengan Mata Banua, katanya “upacara pengobatan tradisional Badewa tumbuh dan berkembang sebelum Islam masuk di Kabupaten Barito Kuala. Mereka mempercayai atau meyakini akan kekuatan yang dimiliki oleh roh-roh gaib.
Badewa tidak diperuntukkan untuk mamperbuat (mengguna-guna) orang lain, meskipun sebenarnya bisa dilakukan. Baik dilakukan untuk menyerang orang lain, atau pun membalas parbuatan orang dengan cara mengembalikannya, yaitu dengan menimpakan akibat kepada si pegirim. Jadi kebanyakan Badewa memang hanya digunakan untuk upacara pengobatan.
Badewa adalah merupakan prosesi yang dilakukan oleh suku Dayak Bakumpai, dalam melakukan pengobatan bagi mereka yang sakit akibat diganggu roh halus, parang maya (santet), palasit, bagi mereka yang sulit mendapatkan jodoh, penglaris dagang, dan sebagainya.
Upacara ini biasanya dilakukan oleh Tabib atau Padewa sebagai perantara atau penghubung. Padewa akan membaca mantera, sampai mengalami kesurupan. Kemudian ada penabuh Gamelan dan dua orang pembantu Padewa yang disebut dengan Kasandaran. Upacara dapat dilangsungkan di mana saja, baik tempat terbuka maupun tempat tertutup.
Adapun proses upacara adat Badewa antara lain:
Pertama, mempersiapkan Alat ritual seperti topeng pantul, sangkala, panji, kelana, wayang, kemenyan atau dupa, minyak likat (minyak kental), mayang pinang, daun sawang, beras kuning dll.
Kedua, mempersiapkan sesajen 41 macam, seperti bermacam jenis wadai (kue khas Banjar), kemudian piduduk seperti gula merah, telur ayam, kelapa muda, kelapa tua, banyu gula (air gula), kopi pahit, kopi manis, air susu dll.
Ketiga, Batatabur atau memanggil roh-roh para leluhur, dengan mengucapkan mantra. Untuk mempercepat datangnya roh gaib, diperlukan sarana penunjang berupa seperangkat gamelan.
Keempat, setelah prosesi tersebut selesai maka mulailah melakukan pengobatan dengan bantuan roh leluhur yang telah dipanggil. Daun sawang yang telah dipersiapkan dan diolesi minyak likat, beberapa kali diusapkan dan diurutkan ke sekujur tubuh si sakit. Setelah itu keluarlah benda, baik berupa potongan kaca, paku, atau pasak ulin dari tubuh si sakit.
Dan kelima, setelah pengobatan tersebut selesai maka prosesi yang dilakukan adalah pengembalian roh-roh leluhur.
Rabu (27/4) malam, pukul 20.00 sd 23.00 Wita, Mata Banua berkesempatan menyaksikan ritual pengobatan tradisional Badewa di Berangas tempat kediaman H Matani (pak Rudi) (60), salah satu tabib keturunan suku Dayak Bakumpai yang ada di Kalsel.
Sebelumnya pada Rabu sore, H Matani berkata “aku bisa Badewa kurang labih 30an tahun sudah, ada pang 4290 urang nang datang baubat kawadah aku, Alhamdulillah wigas ja imbah diubati” ujarnya memberikan penjelasan. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar