Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Minggu, 25 Desember 2011

020311-musuh alami.2


MENGIMPOR MUSUH ALAMI HAMA

BANJARMASIN – Mengimpor musuh-musuh alami dari daerah asal hama, kemudian mengembangkannya secara massal dan melepaskan ke lapangan untuk menekan populasi serangga hama sasaran.
Penanggulangan hama secara alami atau pengendalian hayati, walaupun usahanya memerlukan waktu yang cukup lama dan hanya pada satu jenis inang tertentu, tetapi banyak keuntungannya. Pengendalaian secara hayati antara lain lebih aman, relatif permanen, dalam jangka panjang relatif murah dan efisien, serta tidak akan menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sebuah diskusi kecil dengan Tony salah satu mahasiswa semester akhir fakultas pertanian Universitas Achmad Yani Banjarmasin, pada Rabu (2/3) mengenai beberapa artikel tentang pengendalian hayati, menjadi menarik ketika membahas tentang mengimpor musuh-musuh alami hama.
Ungkap Tony “beberapa sumber dari luar daerah yang aku ketahui ada menuliskan tentang pengendalian hayati, disana dikatakan pengendalian hayati dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dengan melindungi, melestarikan atau memberi kesempatan kepada musuh alami untuk berkembang biak lebih banyak, juga diusahakan untuk memelihara dan melakukan pelepasan musuh-musuh alami.
Kemudian secara klasik dengan mengimpor musuh-musuh alami dari daerah asal hama, lalu mengembangkannya secara massal dan melepaskan ke lapangan untuk menekan populasi serangga hama sasaran” ujarnya.
Lanjut Tony “pengendalian hayati yang telah dilaksanakan antara lain pengendalian hama kumbang daun kelapa di Sulawesi Selatan dengan parasitoid Tetrasistichus pada tahun 1930an mencapai sukses besar.
Demikian pula pengendalian hama Plutula xylostella yang banyak merusak tanaman kubis dengan parasitoid Diadegma eucerophaga, dan di Jawa Barat juga pernah digalakkan pengendalian hama kutu loncat pada tanaman lamtorogung dengan sejenis predator Eurinus coerucus, serta usaha-usaha pengendalian hayati lainnya yang kini terus diteliti dan dikembangkan” katanya.
Tony menyimpulkan “jelaslah bahwa musuh-musuh alami mempunyai peranan yang sangat besar dalam membantu kita untuk menekan perkembangan hama tanaman. Pengendalian hama yang hanya menggunakan pestisida saja dengan spektrum luas dan terus-menerus sebenarnya tidak baik dari segi ekologi.
Oleh karena itu dalam pengelolaan hama, cara pengendalian hayati perlu ditingkatkan  dan penggunaan pestisida hendaknya dilakukan secara bijaksana agar keseimbangan alami tidak terganggu.
Hanya saja, mengapa di daerah kita Kalsel ini tidak terdengar satu datapun hasil penelitian akan adanya pengendalian hama secara hayati yang dilakukan oleh para peneliti pertanian atau perkebunan. baik dilakukan oleh instansi pemerintah terkait ataupun perorangan” pungkasnya. ara/mb05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar