Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Kamis, 22 Desember 2011

031210-jumat(sabtu)-keluhan1 aruh VII


Photo: mb/ara
  • Yadimuryadi
  • KAMAR KECIL – Peserta Aruh Sastra Kalsel VII di Tanjung mencari air sendiri untuk buang air kecil.

Seputar Keluhan Peserta Aruh Sastra VII

KAMAR BUANG AIR KECIL DAN MINUMAN SENIMAN YANG TIDAK DISEDIAKAN

BANJARMASIN – Tak ada gading yang tak retak, tak ada kegiatan tanpa kekurangan. Hanya saja setiap kekurangan dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki kegiatan selanjutnya.
Aruh Sastra Kalsel VII di Tanjung (ASK VII T) 26 s.d 28 Nopember 2010 memang telah selesai dilaksanakan. Yang tentunya masih menyisakan beberapa keluhan peserta Aruh itu sendiri, keluhan dari arus bawah yang sering terlewatkan. Mata Banua mendata kembali beberapa keluhan dan masukan yang disampaikan peserta (3/12) untuk menjadi catatan perbaikan bagi penyelenggara Aruh Sastra Kalsel selanjutnya.
Keluhan dan kritikan yang masuk, memang terlihat sepele bahkan mungkin dianggap sekedar angin lalu saja. Tetapi bisa menjadi masalah prinsipil apabila diabaikan.
Yadimuryadi, tokoh teater Kalsel menuturkan “pada malam pertama (26/11) saat istriku mau buang air kecil, aku bertanya kepada panitia (ASK VII T) dimana kamar kecil, namun beberapa panitia yang aku tanya tidak ada yang tahu. Setelah mencari kesana kemari akhirnya ketemu, itupun diberitahu oleh peserta lain yang bukan panitia.
Masalah selanjutnya air tidak tersedia di kamar kecil, sehingga banyak peserta yang ingin buang air kecil harus mencari air lagi. Bahkan Raudal Tanjung Banua dari Yogyakarta yang sebagai tamu dari luar Kalimantan, saat ingin buang air kecil, terpaksa tidak jadi kekamar kecil” tutur Yadi.
Dari segi pagelaran, menurut Yadi “seharusnya yang menjadi gelar sastra untuk musikalisasi puisi dan dramatisasi puisi atau cerpen adalah naskah puisi atau cerpen yang dilombakan, sehingga keingin tahuan peserta dan tamu yang berhadir menjadi lebih besar. Bukan mengambil naskah diluar dari yang dilombakan dalam puisi dan cerpen” katanya.
Dilain pihak saat seminar sastra hari ke-2 (27/11), panitia hanya menyediakan air teh untuk minum, sehingga beberapa peserta seminar berkata “ngantuk’ai mun minum banyu teh haja, harusnya panitia tahu, mun seniman bakumpul, kopi nang  wajib disadiakan.
Saat hari ke-3 seminar (28/11) “salah satu peserta menanyakan dengan penyedia katering yang sedang menyiapkan minuman dan makanan kecil, tidak ada disediakan kopi ‘bu? Penyedia katering menjawab, panitia hanya memesan air teh.
Selanjutnya ada puisi penyair Kalsel yang terlewat, Arsyad Indradi tokoh sastra Kalsel, berkata “aku sudah mangirim puisi untuk Antologi Puisi Sastrawan Kalsel yang diterbitkan ASK VII T, tapi ternyata puisiku tidak dimuat, entah panitia yang kurang teliti sehingga naskah yang aku kirimkan terselip dan tidak dimasukkan.
Kemudian permasalahan undangan, dari sambutan panitia ASK VII T pada malam pembukaan, semua peserta dalam lomba cipta puisi dan cerpen, serta penyair yang puisinya dimuat dalam Antologi Puisi Sastrawan Kalsel sudah diundang, setelah dilacak, ternyata masih ada beberapa peserta lomba dan penyair yang sampai sekarang tidak menerima undangan tersebut.
Hamamy Adabi sastrawan Kalsel berkomentar “kordinasi antar panitia tidak begitu baik. Aku pernah meng-sms panitia menanyakan aturan lomba basyair, tapi tak pernah mendapat jawaban” ungkapnya. ara/mb05
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar