Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 23 Desember 2011

040111-selasa(rabu)-edi sutardi.2

UNLAM BELUM SIAP MENERIMA DOSEN SENIMAN

BANJARMASIN – Perjalanan Sendratasik, Edisutardi ikut merintis berdirinya jurusan Seni Drama Tari dan Musik FKIP Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin. Semenjak 2007 hingga jurusan ini di buka mulai dari tahun 2009, merupakan sebuah perjuangan yang panjang bagi Edisutardi. Dan apakah Unlam telah siap menerima seorang pengajar yang mempunyai idealisme seniman?
Semenjak Edisutardi berkiprah di Bumi Lambung Mangkurat, tidak hanya sebagai dosen seni drama di Sendratasik, namun ia turut mewarnai pentas-pentas teater di Banjarmasin. Beberapa penampilan teater monolognya dan anak-anak didiknya di Sendratasik pernah mengisi Gedung Balairung Sari Taman Budaya Banjarmasin.
Mengikuti kembali perjalanan Edisutardi di Sendratasik, ia menuturkan “setelah kedatanganku pada Juni 2007 di Unlam, membantu proses pembuatan proposal pengajuan ke DIKTI. Selama itu pula aku pulang pergi Bandung - Banjarmasin hingga tiga kali, karena diminta oleh manajemen FKIP untuk memperbaiki ulang proposal tersebut. Dalam prose situ pula, kekurang terbukaan dari manajemen FKIP terhadapku membuat prosesnya menjadi sulit.
Tiga kali datang, semua  ongkos pulang pergi dari kocek sendiri, termasik biaya hidup. Memang sempat ada kabar ada sedikit uang saku yang kurang lebih sekitar 200 ribu rupiah, itupun yang sampai hanya cerita saja tidak sampai secara faktanya” ujarnya.
Diakuinya “aku heran akan orang yang mengundang atau yang memberikan koaran keyakinan padaku, kenyataannya malah memperlihatkan sikap yang ganjil, tidak wajar seperti orang sepatutnya yang mengundang atau tepatnya memberi  keyakin sampai aku bisa datang. Ssampai pada akhirnya aku memiliki penilaian, semua menampakkan diri untuk cari strategi pemegang juru kunci atau semua untuk menampakan diri sampai pada akhirnya untuk mengatakan kalau dirinyalah (aku-nyalah) yang berperan aktif, paling berperan aktif dalam pembukaan prodi baru Sendratasik” ungkapnya.
Dimulai 2009, Edi resmi mengajar di Sendratasik. Seperti kebanyakan seniman yang lebih mengutamakan kemampuan dari pada teori, ia lebih banyak mengajak mahasiswanya untuk langsung terlibat dalam aktivitas pertunjukan. Membuat Edi dituduh memanfaatkan mahasiswanya, padahal menurut Edi “ aktivitas itu adalah bagian dari mata kuliah yang aku ajarkan”katanya.
Kedekatan dan keakrabannya dengan mahasiswa, juga membuat ia dicurigai menjadi provokator bagi mahasiswanya. Keterlambatan pembayaran gaji adalah hal yang menjadi biasa bagi Edi selama kiprahnya di Sendratasik.
Tapi bagi seorang Edisutardi, katanya “aku masuk pada sebuah ruang, kota atau daerah yang dimana ada banyak kemungkinan aku bisa berbagi, saling bertukar pengalaman, pengetahuan dengan semua yang aku temui, hidupku akan sangat berharga dalam anggapanku, ketika aku bisa menyisihkan waktu hidupku untuk andil dalam membagun  daerah yang aku singgahi.
Persahabatan, pertemanan, aku pikir itu hal yang tidak bisa aku jelaskan secara singkat, yang jelas sangat banyak sesuatu hal yang konkrit yang sangat berharga yang pada akhirnya susah terlupakan, hanya teringgal nostalgia yang besar. Namun, kemarahan, kejengkelan atau masalah yang susah barangkali kalau orang lain bayangkan adalah hal lain pula yang tidak bisa juga aku lupakan begitu saja” candanya sambil tertawa.
Apakah Edi akan kembali ke Unlam, ia menjawab “aku berangkat karena aku harus sekolah lagi. Lalu kalau aku ditanya apakah aku kan kembali lagi ke unlam setelah selesai kuliah? Aku tidak bisa menentukan, hari esok adalah esok, aku harus menunggu pada harinya! dan tentu itu tergantung dengan tempat itu sendiri, apakah masih siap menerima orang seperti saya yang dianggap banyak membuat masalah” pungakasnya (3/1). ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar