Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

050611-minggu(senin)-PA.depsos kalsel.2


Photo: Noor Ifansi Fran

Panti Asuhan
Program Posteker

PROGRAM bantuan sosial Panti Asuhan (PA) yang diberikan oleh Dinas Sosial (Dinsos), selain untuk anak-anak yang tinggal PA sendiri. Ada pula untuk anak-anak yang di asuh oleh PA, tetapi tinggal dengan keluarganya atau orang tuanya yang masih hidup.
            Pada 2011 ini Dinsos mencanangkan pula bantuan sosial untuk anak yatim atau anak piatu yang di asuh oleh masyarakat perorangan (bukan PA) yang disebut dengan Posteker.
            Dari perbincangan Mata Banua dengan Noor Ifansi Fran, Staf Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos Provinsi Kalsel, beberapa waktu yang lalu mengatakan “Depsos banyak menangani masalah anak-anak seperti, anak terlantar, anak jalanan, anak-anak yang berhadapan dengan hukum dll. Selain itu ada Program Posteker yaitu anak yatim atau piatu yang diasuh oleh masyarakat. Tapi program  ini masih dalam proses pendataan.
Secara umum kreteria bantuan untuk anak-anak yaitu tidak ada rumah, tidak ada orang tua, dan miskin. Sedang jumlah bantuan yang diberikan untuk anak-anak yang Posteker sama dengan di PA, yaitu masing-masing mendapat bantuan uang saku sebesar Rp 3 ribu per hari per orang. Dan bagaimana proses pemberian bantuan juga sedang kita rumuskan” ujarnya.
Ifansi mengakui bahwa pendataan Posteker akan memerlukan proses waktu yang cukup lama, karena ini tersebar di dalam masyarakat, maka sangat diperlukan kerjasama yang baik dengan RT, RW dan Kelurahan setempat.
Selain itu Dinsos provinsi juga menyelenggarakan Sosialisasi pembinaan yang pesertanya dari Dinsos Kabupaten/kota seperti program pembinaan tentang anak balita, tentang anak-anak terlantar, anak-anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang membutuhkan perlindungan khusus, yaitu anak yang mendapat kekerasan dalam rumah tangga.
“Khusus untuk anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus, penanganannya harus hati-hati sekali, karena menyangkut faktor kejiwaan dari si anak” ujar Ifansi. araska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar