Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 23 Desember 2011

060111-kamis(jumat)-kearipan lokal pertanian banjar1

ISTILAH PERTANIAN TRADISIONAL MASYARAKAT BANJAR

BANJARMASIN – Setiap daerah mempunyai kearifan lokal masing-masing yang selaras dengan keadaan kondisi lingkungan yang ditempatinya. Seperti halnya masyarakat Banjar mempunyai kearifan dan istilah nama tersendiri dengan sistem pertanian tradisionalnya.
Dan pada bulan ini, masyarakat petani di Kalimantan Selatan sudah memulai membuat bibit padi untuk ditanam disawah yang dikenal dengan istilah lahan gambut atau lahan rawa.
Ruang lingkup kearifan budaya lokal, satwa seperti ikan, buaya, burung, kalong dan binatang liar lainnya juga bintang-bintang oleh masyarakat tradisional diamati sebagai fenomena alam yang kemudian dijadikan petunjuk baik sebagai tanda-tanda datangnya bencana alam ataupun musim dalam pertanian.
Dalam perbincangan dengan Ir Mahyudin Msi, pada beberapa waktu yang lalu, ia menuturkan “pengetahuan lokal suatu masyarakat petani yang hidup di lingkungan wilayah tertentu diperoleh berdasarkan pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun.
Adakalanya suatu teknologi yang dikembangkan di tempat lain dapat diselaraskan dengan kondisi lingkungannya sehingga menjadi bagian sistem bertani lokal. Pengetahuan praktis petani tentang ekosistem lokal, sumber daya alam dan bagaimana mereka saling berhubungan, akan terlihat baik di dalam teknik bertani maupun keterampilan mereka dalam mengelola sumber daya alam” katanya.
Oleh karena itu, kata Mahyudin “pengetahuan lokal yang sudah demikian menyatu dengan sistem kepercayaan, norma dan budaya. Akan diekspresikan di dalam tradisi dan mitos, yang dianut dalam jangka waktu cukup lama, inilah yang disebut kearifan budaya lokal.
Penggalian terhadap kearifan budaya lokal di lahan rawa ini sudah dilakukan oleh para peneliti dari berbagai lembaga dan institusi baik di Indonesia maupun dari luar Indonesia, namun lebih menitik beratkan pada aspek antrophologi dan ekologi” ujarnya.
Mengenai istilah masyarakat Banjar dalam pertanian tradisonal di lahan rawa, sambung Mahyudin, yaitu “dikenal dengan tanam padi sistem Banjar yaitu sistem penyiapan lahan tajak-puntal-balik-hambur dan sistem persemaian taradak-ampak-lacak.
Kearifan budaya lokal ini tentu saja sudah berakar di masyarakat Banjar sehingga dapat memperkaya inovasi yang terus berkembang. Pola pertanian dan pola tanam yang dikenal dengan banih tahun, padi surung, padi rintak” ungkap Mahyudin yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani Banjarmasin. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar