Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Minggu, 25 Desember 2011

060311-minggu(senin)-ritual nyepi di pura Bjm

Photo: mb/ara
NYEPI – Puluhan warga Hindu dari ibu-bu dan bapak-bapak, tidak ketinggalan anak-anak kecil memenuhi pura Agung Jagat Natha provinsi Kalsel di jalan Gatot Subroto Banjarmasin, untuk melaksanakan rangkaian ritual perayaan hari raya Nyepi.

Teloransi Dalam Perayaan Nyepi

BANJARMASIN – Mengikat tali persaudaraan dan sejauh mungkin menghindari konflik-konflik yang kadangkala terjadi di antara kelompok etnis maupun agama.
Penghargaan terhadap kemajemukan menjadi prioritas utama sebagai pelecut semangat untuk membangun perdamaian dan keharmonisan dengan umat agama-agama lain. Itulah konsep dalam agama Hindu, sebuah sikap toleran terhadap kehadiran umat agama-agama lain.
            Dua hari yang lalu, momentum hari Nyepi jatuh pada Sabtu 5 Maret 2011, merupakan perayaan keagamaan yang paling monomental bagi perjalanan agama Hindu di Indonesia. Wali Kota Banjarmasin, H Muhidin, mengatakan Pemko Banjarmasin menghormati perayaan beragama umat Hindu tersebut. Dan sesuai aturan yang berlaku, setiap malam keagamaan semua tempat hiburan malam (THM) ditutup.
            Cokorda Anom Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Kalsel, kepada Mata Banua pada Jumat (4/3) sore, menuturkan bahwa pada hari raya Nyepi tahun Saka 1933 ini, ia mengharapkan kepada umat hindu di Kalsel  untuk menjaga toleransi dengan umat yang lain, dan menjaga agar tidak ada kesalah pahaman antara umat beragama.
ia juga menghimbau kepada umat Hindu di Kalsel untuk tampil sesuai dengan kapasitas masing-masing. “Perbanyak belajar, agar kedepan lebih baik lagi, mari kita tinggalkan tahun yang lalu, kita bangkit kepada langkah awal dalam lembaran yang baru” katanya.
Rangkaian ritual hari raya Nyepi sudah dilaksanakan satu hari sebelumnya yaitu Mekis, Melasti dan hari ini Tahur Sesangu Mecaru di halaman depan pura, dilanjutkan malamnya dengan sembahyang bersama, baru melaksanakan Catur Brata Penyepian empat larangan.
Umat Hindu di Banjarmasin, berkisar 60 kepala keluarga. Se-Kalsel kurang lebih ada 35 ribu jiwa. Hampir ditiap kabupaten di Kalsel ada pura, seperti di Batola, Pelaihari, Sebamban, Tanjung, Tapin, dan lainnya. Dan sebagai pusat pura yaitu di pura Agung Jagat Natha provinsi Kalsel yang terletak di jalan Gatot Subroto Banjarmasin. Setiap perayaan hari raya Nyepi akan datang umat hindu dari daerah lain ke pura Agung Jagat Natha.
Puncak perayaan Nyepi berlangsung pada Sabtu dari pukul 06.00 wita hingga pukul 06.00 pagi Minggu, dimana di isi dengan melakukan Catur Brata Penyepian, yakni tidak bekerja (Amati Karya), tidak menyalakan api (Amati Geni), tidak bepergian (Amati Lelungan), dan tidak bersenang senang (Amati Lelanguan).
“Makna hari Raya Nyepi secara global adalah memahami dalam menjaga persatuan dan kesatuan dan memperkokoh kedamaian antara umat beragama” ujar Cokorda. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar