Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 23 Desember 2011

070111-jumat(sabtu)-kesenian yg terancam punah (Dm.100111)

KESENIAN TRADISI MENCERMINKAN IDENTITAS KEDAERAHAN

BANJARMASIN - Jika masyarakat meninggalkan kesenian tradisi, dua kemungkinan yang bisa diajukan, pertama karena tidak mengenal, kedua karena kesenian yang bersangkutan tidak menarik.
Pengenalan kesenian tradisi memang perlu dilakukan terus-menerus di sekolah-sekolah maupun pentas-pentas di ruang publik dengan dukungan berbagai instansi terkait. Setelah mengenal, barulah pertanyaan berikutnya bisa dilontarkan, orang tertarik atau tidak dengan kesenian yang masih menjadi bagian dari identitas kedaerahannya tersebut?
Memperjelas kembali pandangan Sulisno SSn MA tentang tentang kesenian tradisi yang hampir punah, Jumat (7/1) ia menuturkan “sebuah kesenian tradisi dapat dikatakan lestari jika ditopang oleh masyarakat pemiliknya, dan menjadi bagian dari kehidupan warga. Dipakai dalam kegiatan-kegiatan sunatan, pernikahan, dan kegiatan sosial lainnya. Bila ternyata acara-acara tersebut tidak melibatkan kesenian tradisi maka itu artinya kesenian tradisi sudah tercerabut dari akarnya di tengah masyarakat.
Kepunahan sebuah kesenian tradisi sering dikhawatirkan banyak pihak. Pertama, karena kesenian tradisi mencerminkan identitas kedaerahan. Identitas dipandang penting terutama dari sudut pandang politis maupun pasar. Dinas Pariwisata tentu tidak akan mampu menjual aset-aset kesenian tradisi di Kalimantan Selatan jika tidak ada yang khas.
Kedua, kesenian tradisi biasanya bukan semata-mata kesenian untuk hiburan. Ada filosofi dan nilai-nilai di balik keindahan gerak, ekspresi, maupun alunan nada dalam kesenian tradisi. Dengan seni tradisi kita bisa belajar banyak tentang suatu masyarakat pada suatu masa, baik bahasanya, sejarahnya, cita rasa keindahannya, nilai yang diyakininya, dan sebagainya” ujarnya.
Lalu bagaimana solusi agar kesenian tradisi tidak punah, menurut Sulisno “persoalannya sekarang, bagaimana supaya arti penting seni tradisi itu tidak hilang tetapi pertunjukannya juga menarik? Inilah pekerjaan rumah bagi seluruh pemangku budaya di Kalimantan Selatan. Perlu dibangun infrastruktur dan berbagai kebijakan untuk itu.
Pengenalan kepada generasi muda dengan memberikan apresiasi di sekolah-sekolah. Kemudian penyelenggaraan festival kesenian-kesenian Kalimantan Selatan untuk kalangan pelajar dan remaja. Sementara itu festival yang selama ini pernah diselenggarakan, tampaknya belum memiliki keunikan, gaung dan dampak yang cukup signifikan” katanya.
Sebagai perbandingan Sulisno mencontohkan festival kesenian dari daerah lain “seperti Jember Fashion Carnival di kota Jember, Jawa Timur dan Solo Batik Carnival di Solo, Jawa Tengah, yang juga melibatkan peserta para pelajar tetapi memiliki gaung di tingkat internasional” pungkas staf pengajar di Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP Universitas lambung Mangkurat Banjarmasin ini. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar