Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Minggu, 25 Desember 2011

070311-senin(selasa)-meditasi rindu micky


Photo: Micky Hidayat

Arti Kehidupan Bagi Penyair

BANJARMASIN – Berbagi pengetahuan sastra dan persoalan rasa dengan penyair, selalu saja mengarah kepada kalimat-kalimat puitis. Sehingga, masa lalu dan kondisi kekinian selalu menjadi topik dalam karya yang dilahirkan.
Dilain pihak, Minggu (6/3) perjalanan seorang penyair meniti tangga sastra memerlukan proses yang panjang sampai diakui sebagai penyair. Proses perjalanan ini yang kemudian diceritakan oleh Micky Hidayat “aku mulai belajar menulis sajak ketika masih duduk di kelas 1 SMPN2 Banjarmasin.
Sudah barang tentu, dalam setiap menulis sajak itu sama sekali tak terpikirkan sedikitpun di benakku, apakah diriku sudah menjadi seorang penyair atau bukan. Apalagi keinginan untuk jadi penyair, jauh panggang dari api.
Waktu itu aku menulis atau menciptakan sajak hanya sekedar iseng ingin menulis, tidak ada pretensi meraih predikat sebagai penyair. Aku selalu tak kuasa menolak keinginan naluri untuk terus berkarya. Gagasan yang lalu lalang dan berkelebat-kelebat dalam benak seolah tak bisa dibendung.
Bagiku, bergelut dengan dunia sajak pada hakikatnya merupakan sebuah wacana yang memungkinkanku untuk mengalami kembali kehidupan, membuatku terlibat lebih intens dalam menjalani kehidupan ini” ujarnya.
Sementara itu, Agus R.Sarjono, kritikus sastra nasional, berkata "negeri kita tahun-tahun belakangan ini kelewat bising dengan perbagai soal. Suara-suara keras yang dulu ditekan kini berhamburan tanpa aturan, mirip bising klakson di Indonesia yang kelewat sering dibunyikan, kadang bahkan tanpa alasan apa-apa.
Kehadiran sajak-sajak yang lirih menggemakan kembali kerinduan kita pada suara alam yang asali, seperti lantunan seruling ditengah ingar-bingar rock dan organ tunggal; ibarat nyanyi burung ditengah sirene yang menggambarkan hutan yang terbakar, ibarat bisik ditengah riuh demo dan debat parlemen.
Tetap menulis sajak-sajak - diterima maupun tidak, digubris maupun diabaikan, dicintai maupun dibenci - adalah sikap hidup. Menulis sajak adalah jalan yang dipilih dengan tegas oleh penyair sebagai cara hadir sang penyair ketengah dunia ini.
Menulis sajak adalah pilihan dan jalan hidup yang diletakkannya atas dasar kerinduan, kesepian, luka, dan cinta. Seperti itulah jalan yang ditempuh seorang penyair. Jalan yang dituangkan Micky Hidayat dalam antologi puisi Meditasi Rindu" ungkapnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar