Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 23 Desember 2011

081210-rabu(kamis)-lamut2.kai lamut (Dm.111210)

Yang Tersisa Dari Palamutan

BANJARMASIN – Bertandang kerumah tokoh tua palamutan, Gusti Jamhar Akbar atau sering dipanggil masyarakat di Kuin dengan Kai Lamut. Jamhar Akbar adalah tokoh palamutan satu-satunya yang tersisa di Banjarmasin.
Pada Rabu (8/12) pagi dirumah yang sederhana, Jamhar Akbar mengisahkan perjalanannya menjadi palamutan dengan bahasa Banjar. Untuk memudahkan membacanya Mata Banua menuliskannya dengan Bahasa Indonesia.
Menurut Jamhar Akbar “lamut adalah berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan budaya Banjar. Asal mula dari balamut dimulai dari leluhurku yang bernama Raden Ngabe di Amuntai, bertemu pedagang China pemilik kapal dagang Bintang Tse Cay. Dari pedagang itulah ia pertama kali mendengar alunan syair China. Dalam pertemuan enam bulan kemudian, Raden Ngabe mendapatkan salinan syair China tersebut.
Sejak itulah Raden Ngabe mempelajari dan melantunkannya, tanpa iringan terbang. Lamut mulai berkembang setelah warga minta dimainkan setiap kali panen padi berhasil baik atau bila ada pesta perkawinan. Ketika kesenian hadrah masuk di daerah ini, Lamut mendapat iringan terbang.
Jamhar melanjutkan “lamut juga digunakan dalam proses batatamba (penyembuhan penyakit/ lamut pengobatan). Orang yang punya hajat dan terkabul biasanya juga mengundang palamutan. Kata ‘lamut’, konon berasal dari bahasa Arab, laamauta yang artinya tidak mati.
Lamut Batatamba berfungsi sebagai pengobatan, misalnya untuk anak yang sakit panas yang tidak sembuh-sembuh, atau ada orang yang sulit melahirkan dan lain-lain. pertunjukan lamut batatamba harus disertai dengan sejumlah persyaratan, yaitu piduduk yang terdiri dari perangkat piduduk (sesaji), kemenyan atau perapin (dupa), beras kuning, garam, kelapa utuh, gula merah, dan sepasang benang-jarum.
Setelah itu dilakukan tepung tawar dengan mahundang-hundang (mengundang) roh halus, membacakan doa selamat, dan memandikan air yang telah didoakan kepada si sakit
“Karena sering ikut bapak, saat beliau balamut ditempat orang lain, akhirnya seluruh cerita lamut menjadi ingat di luar kepala. Pada umur 7 tahun sudah bisa membawakan sendiri cerita lamut” ungkap Gusti Jamhar Akbar. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar