Photo: mb/ara
TANDA – Penggunaan tanda Cacak Burung dalam ritual pengobatan tradisional Badewa dan pada bentuk rumah Banjar Bubungan Tinggi
Arti Tanda Cacak Burung Pada Masyarakat Tradisional Banjar
Percampuran ras dalam masyarakat Banjar yang sebagian berasal suku dayak, merupakan perkawinan budaya yang saling memperkaya nilai-nilai tradisi Banjar, salah satunya adalah tanda Cacak Burung.
Penggunaan tanda Cacak Burung dalam masyarakat adat Banjar, terlihat pada rumah adat Banjar, baik yang tampak pada bentuk rumah atau pun yang ada pada ornament dalam rumah. Selain itu dalam pengobatan tradisional Banjar, untuk mengobati beberapa penyakit tertentu, para tukang urut (tukang pijat), memberikan tanda Cacak Burung pada pasiennya.
Menurut H Matani, salah satu tokoh keturunan dayak Bakumpai, yang mampu melakukan ritual pengobatan tradisional Badewa, beberapa waktu yang lalu mengatakan kepada Mata Banua “pada warga kami (suku dayak), tanda Cacak burung adalah tanda magis penolak bala yang berbentuk tanda palang tambah (+/ positif).
Dalam suku kami, tanda Cacak Burung dipakai ketika melaksanakan upacara adat dalam bentuk tarian ritual “ujar tokoh pengobatan ini, yang juga mempunyai keahlian lain dalam kesenian, seperti wayang kulit, wayang gong, mamanda, kuda gepang, tari topeng, musik panting, dan beladiri tradisional Kalsel yaitu kuntau. Pada sanggar seni Sinar Pusaka Selidah yang dibinanya, beragam kesenian tradisional Kalsel tersebut, ia kembangkan.
Mukhlis Maman pemerhati seni budaya Banjar, pada Kamis (7/7) malam, mengatakan “di rumah adat Banjar, yang sangat jelas bentuk luarnya menggunakan tanda Cacak Burung, adalah pada denah Rumah Banjar Bubungan Tinggi, yang berbentuk tanda tambah.
Rumah Banjar Bubungan Tinggi merupakan perpotongan dari poros-poros bangunan yaitu dari arah muka ke belakang dan dari arah kanan ke kiri yang membentuk pola denah Cacak Burung yang sakral” pungkasnya. ara/mb05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar