Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

120711-selasa(rabu)-penjual bakul purun (di ekonomi)

Photo: mb/ara
MUSIM LAKU – Bagi penjual peralatan dan perlengkapan tradisional, ada musim-musim tertentu yang banyak di serbu pembeli

MOS Panen Bagi Penjual Bakul Purun

BANJARMASIN – Tahun ajaran baru, hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru, dengan kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS), beberapa hari sebelumnya, menjadi hari panen bagi bagi pedagang bakul purun.
            Menurut pengakuan wahid (35) penjual peralatan tradisional perlengkapan rumah tangga di pasar Ahad Km 7, mengatakan “beberapa hari sebelum anak-anak masuk sekolah, bagi siswa baru, banyak yang membeli bakul purun, dalam satu hari bisa habis 20 kudi (satu kudi yaitu 20 buah).
            Tapi kalau hari-hari biasa, paling laku sekitar 1 kudi per hari. Bakul purun ada yang mengantar dari Lianganggang ke pasar ahad ini, biasanya seminggu sekali. Jadi kalau tidak menghadapi hari-hari atau waktu-waktu tertentu, paling-paling mengambil dari pengantar bakul purun sekitar 5 kudi per minggu” ujarnya.
            Wahid menjual satu buah bakul purun yang kecil Rp 2 ribu, dan satu buah bakul purun yang besar Rp 3 ribu. Keuntungan dari satu buah bakul purun katanya sekitar Rp 5 ratus.
            Selain menjual bakul purun, Wahid juga ada menjual satu lembar tikar purun polos Rp 25 ribu, dan satu lembar tikar purun warna Rp 30 ribu, dengan keuntungan per lembar Rp 3 ribu, satu hari rata-rata terjual 2 lembar. Tikar purun yang ia jual berasal dari Amuntai.
            Kalau bakul purun yang ramai di cari siswa baru, lain lagi dengan cupikan (tempat beras), menurut Wahid, akan banyak di beli petani bila sudah musim panen padi. Satu buah cupikan ia jual dengan harga Rp 30 ribu, dengan keuntungan Rp 5 ribu per buah.
            Tapi, kalau mendekati musim tanam padi lain lagi ceritanya, ungkap Wahid “saat mendekati musim tanam padi, adalah saat mencari ikan, maka banyak yang mencari tampirai (alat menangkap atau menjebak ikan). Satu buah tampirai kecil ia jual dengan harga Rp 50 ribu, tampirai sedang Rp 100 ribu, dan tampirai besar Rp 150 ribu.
            Menjual perlengkapan tradisional seperti ini, ada musim tertentu yang ramai dicari pembeli. Beberapa hari kedepan, ketika mahasiswa baru mau masuk ke kampus, bakul purun akan ramai lagi di beli” pungkas Wahid yang sudah berjualan di pasar Ahad, sejak tahun 90-an. ara/mb06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar