Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

140811-minggu(senin)-PA Nur Azizah (Dm.230811)

Photo: mb/ara
SELALU – Anak-anak asuh PA Putri Nur Azizah sudah membiasakan diri untuk selalu melaksanakan tugas kebersihan dan selalu giat menabung

PA Putri Nur Azizah
Anak Asuh Lebih Sadar Menabung

SETIAP mempunyai uang atau diberi orang, dengan penuh kesadaran anak-anak menyerahkan kepada pengasuhnya untuk ditabungkan. Masing-masing anak mempunyai tabungan sendiri” ungkap Hj Nurul Hasanah (72) pembina Panti Asuhan (PA) Putri Nur Azizah, yang beralamat di Jl Cendrawasih, Gg I, Komplek Pembangunan I Ujung, Kelurahan Belitung Selatan.
             Bagaimana proses berdirinya panti, Hj Nurul menceritakan “PA Putri Nur Azizah didirikan pada 2000, tapi saat itu masih belum terdaftar, dan hanya masih mempunyai satu anak asuh, kemudian bertambah menjadi 2 anak, hingga 7 anak pada 2003.
Dan selama beberapa bulan, biaya hidup anak aku yang menanggungnya, dari uang simpanan. Kami tidak pernah meminta sumbangan, tapi setelah orang banyak tahu, sumbangan datang sendiri. Sempat tiga kali membeli beras sendiri, namun sekarang tidak pernah membeli beras lagi atau pun lauk dan lainnya, semuanya ada yang mengantar.
            Waktu itu ada kejadian yang menghebohkan, yaitu beberapa bulan setelah didirikan, ada yang meletakkan bayi perempuan di depan pintu, tanpa di ketahui siapa orang tuanya. Setelah kejadian itu, baru panti ini didaftarkan di Dinas Sosial. Sekarang bayi tersebut sudah berumur 9 tahun dan telah duduk di kelas 4 SD.
            Saat ini ada 30 anak putrid yang diasuh, dan dalam satu kamar tidur ada 4 anak. Dari 30 anak tadi, 2 anak masih belum sekolah, 11 anak di SD, 6 anak di SMP dan 11 anak di SMK/MA. Paling banyak anak-anak berasal dari daerah Hulu Sungai.
            PA Putri Nur Azizah hanya membiayai pendidikan anak-anak hingga lulus SMA/ sederajat dan kursus keterampilan, sesudahnya mereka harus mandiri. Kalau mereka mau kuliah, panti tidak sanggup membiayainya.” ujarnya.
            Mengenai besarnya bantuan per bulan menurut Hj Nurul “kalau dihitung-hitung pemasukan ada sekitar Rp10 juta perbulan, di banding dengan pengeluaran alhamdulillah ada saja sisanya sedikit, yang bisa disimpan untuk tabungan panti, apabila ada hal-hal yang mendesak atau ada perbaikan panti.
            Aku rasa mengasuh dan membina anak-anak gadis sedari  kecil atau SD lebih mudah, dari pada mengasuh anak yang masuk ke panti saat mau sekolah di SMP atau sudah duduk di bangku SMP, karena pada masa umur seperti itu lebih sulit untuk diarahkan.
Sedangkan kegiatan panti, setiap hari minggu ada ceramah agama. Untuk kegiatan kebersihan panti, mereka sendiri yang menyusun jadwalnya. Selama ini hampir tidak pernah ada yang melalaikan tugasnya, baik itu menyapu, mengepel dll” katanya.
Suci Ridayati (30) Administrasi Panti dan sekaligus sebagai pengasuh, menambahkan “Selama bulan Ramadhan, anak-anak tidak ada yang pulang kampung, apalagi banyak undangan dari warga untuk berbuka puasa bersama dan tentunya banyak yang memberi uang saku, oleh karena itu mereka lebih suka tinggal dipanti” pungkasnya. araska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar