Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Minggu, 25 Desember 2011

170211-kamis(jumat)-cap go meh


Photo: mb/ara
KLENTENG – Dimulai dari perayaan tahun baru Imlek bagi warga Tionghoa dirumah maupun di kelenteng, hingga berlangsung hari terakhir ke-15 yaitu Cap Go Meh

TRADISI PERAYAAN TAHUN BARU HARI KE 15 WARGA TIONGHOA

BANJARMASIN – Bagi warga Tionghoa tahun baru (Imlek atau di sebutan juga Sin Cia) tidak cuma satu hari pada Rabu (3/2) yang lalu, tapi rangkaian ritual perayaannya berlangsung hingga hari terakhir  ke-15 yang jatuh pada Kamis (17/2).
Di kelenteng Soetji Nurani jalan Vetran Banjarmasin, malam Cap Go Meh dirayakan oleh warga Tionghoa dengan pertunjukan Barongsai, siangnya dilanjutkan dengan bersembahyang di kelenteng. Sementara di beberapa daerah lain seperti Singkawang dan Makasar, Cap Go Meh dirayakan selain bersembahyang di kelenteng juga dengan meriahnya karnaval yang sudah menjadi acara kalender rutin tahunan kota.
Cap Go Meh merupakan rangakaian dari Imlek mulai dirayakan di Indonesia sejak abad ke 17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Kemudian selama 1965-1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum oleh rezim Orde Baru.
Warga Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan rangkaian tahun baru Imlek ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967 pada 2000. Selanjutnya pada 12 Februari 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Sukarno Putri.
Yohanes Handoko, anggota Dewan Kehormatan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia di Banjarmasin dan juga sebagai ketua Perkumpulan Sosial Mulia Sejahtera (PSMS) Kalsel, yang ditemui Mata Banua pada Senin (7/2) yang lalu di PSMS, membenarkan tentang 15 hari rangklaian tradisi tahun baru Imlek hingga Cap Go Meh.
Salah seorang warga Tionghoa yang tidak mau namanya di korankan, seusai bersembahyang di kelenteng Soetji Nurani pada Kamis (17/2), menuturkan rangkaian kegiatan yang dilakukan selama 15 hari tersebut, yaitu:
“Hari ke-1, sejak tengah malam, melakukan upacara sembahyang menyambut kedatangan dewa-dewi dilakukan baik dirumah maupun di tempat ibadah warga Tionghoa. Sambil mengucapkan selamat tahun baru kepada keluarga dan memberikan ang pau.
 Hari ke-2, melakukan sembahyang kepada dewa-dewi dan leluhur. Mengucap syukur atas berkah dan lindungan yang diberikan. Hari ini juga dipakai untuk mengunjungi dan bersilahturahmi dengan handai taulan dan sahabat.
Hari ke-3 dan ke-4, dianggap tidak baik untuk menyambangi sahabat dan relasi, juga tidak bagus untuk memulai aktivitas bisnis. Karena kedua hari ini dianggap mudah terlibat perdebatan, penyebabnya karena hidangan goreng yang dikonsumsi selama kedua hari pertama. Jadi hari ketiga umumnya dipakai untuk berziarah ke kuburan, mendoakan anggota keluarga yang sudah tiada.
Hari ke-5, adalah melakukan sembahyang untuk ulang tahun Dewa Kekayaan, umumnya hari ini semua kegiatan bisnis sudah buka dan dimulai lagi. Aktivitas menyapu sudah diperkenankan lagi. Dan hari ke-6, di isi dengan mengunjungi rumah ibadah, kerabat dan teman yang masih belum sempat ditemui.
Hari ke-7, hari ulang tahun semua orang, dimana semua orang bertambah usianya. Orang-orang akan berkumpul dan bersama-sama dan berharap agar kekayaan dan kemakmuran yang tinggi dan berkesinambungan.
Hari ke-8, mengadakan makan malam reuni lagi. Dan hari ke-9, untuk memanjatkan doa dan mengucapkan selamat ulang tahun bagi Dewa Jade Emperor, dan melakukan sembahyang mengucap syukur kepada Thian (Tuhan).
Hari ke-10 sampai hari ke-12, hari-hari meneruskan perayaan dengan keluarga dan sahabat. Dan Hari ke-13, dimana makanan vegetarian dikonsumsi, untuk membersihkan perut setalah dua minggu mengkonsumsi aneka makanan.
Hari ke-14, dipakai untuk menyiapkan diri untuk perayaan Cap Go Meh. Dan hari ke-15, menandakan malam dengan bulan purnama yang pertama kalinya yang disebut juga sebagai yuan xiao jie (malam pertama bulan purnama) atau Cap Go Meh.
Demikian, perayaan Sin Cia diawali pada bulan baru di hari pertama dan berakhir pada bulan purnama di hari ke lima belas Cap Go Meh adalah tradisi dan perayaan yang  sarat dengan makna” tuturnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar