Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

190611-minggu(senin)-PA Ashhabul Kahfi (Dm.210611)


Photo:mb/ara
SEDERHANA – Keterbatasan dana, tidak menjadi penghalang PA Ashhabul Kahfi dalam membina anak-anak didiknya, walau harus hidup sederhana

PA Ashhabul Kahfi
Dalam Kesederhanaan

MENJALANI kehidupan yang sederhana, itulah situasi yang terlihat pada Panti Asuhan (PA) Ashhabul Kahfi yang terletak di jalan Sultan Adam, komplek Mandiri IV, Blok II. Masih banyak pembenahan bangunan panti yang diperlukan, namun, menanamkan pribadi yang mandiri bagi anak-anak asuh, merupakan prioritas utama.
            Sekertaris panti Sakrani (33), menuturkan kepada Mata Banua “mulai tahun 2000, lahir gagasan untuk mendirikan PA agar bisa berkarya di tengah masyarakat, kemudian pada 24 September 2003 baru terbentuk dan diresmikan. Dari 11 orang pendiri, yang masih aktif hingga sekarang hanya empat orang.
Pertama berdiri, tidak punya apa-apa, hingga tiga kali berpindah tempat menyewa rumah. Ke pindahan ke empat, Alhamdulillah kini sudah punya bangunan sendiri, dengan luas tanah sekitar 22x33 meter persegi dan luas bangunan sekitar 11x12 meter persegi. Ada dua kamar untuk anak asuh dan satu kamar untuk pengasuh. Walau kondisi bangunan masih seadanya dan ada sedikit bantuan dari para donator yang bersimpati untuk menghidupi panti.
            Secara pribadi aku sangat senang membantu anak-anak dipanti, bila anak-anak bahagia, kami pengurus juga bahagia juga Sedihnya bila ada anak-anak yang bandel, sulit dinasehati atau ada yang pulang tanpa pemberitahuan. Kami berharap, anak yang kami bina dipanti ini bisa menjadi anak yang berguna, berdikari, dan mandiri, tanpa bergantung dari orang lain” katanya.
Lanjut Sakrani “dari pertama berdiri, ada 15 anak yang sudah purna asuh, terkadang mereka ada berkunjung kepanti, walau mereka masih belum mampu membantu secara materi untuk panti, tapi yang penting mereka bisa mandiri.
Daya tampung bangunan kami di sini bisa untuk 20 anak, tapi saat ini yang tinggal di panti ada 10 anak, yaitu SD ada 3 anak, yang paling muda umur 8 tahun kelas dua SD, selanjutnya yang SMP ada 5 anak dan yang SMA ada 2 anak. Semuanya yang berasal dari Marabahan, Martapura dan Kuala Kapuas. Kemudian ada 15 anak asuh yang tinggal dengan keluarganya masing-masing. Setiap anak ada dibuatkan tabungan masing-masing, yang boleh mereka ambil bila ada keperluan yang mendesak.
Kami memang ada membuat program untuk mendatangkan guru les, mengkursuskan keterampilan bagi anak-anak. Lalu membuat usaha untuk panti seperti toko ponsel, bengkel kendaraan, dan tambak ikan, tapi saat ini masih kekurangan dana dan modal.
Untuk biaya makan satu hari sekitar Rp50 ribu, sedang bantuan yang masuk kepanti dalam satu bulan rata-rata Rp1500000, jadi dibanding pemasukan dan pengeluarannya satu bulan hampir pas-pasan.
Apalagi bangunan ini masih banyak yang harus dibenahi, karena baru selesai dan ditempati, sekitar 10 bulan yang lalu. Untuk bangunan masih diperlukan biaya sekitar Rp50 jutaan, yaitu untuk pemasangan plafon, pengecatan, lantai, pembuatan jalan kedepan, ditambah pembenahan tempat tidur anak-anak” ujar Sakrani yang selain menjadi pengurus panti, ia juga sebagai guru agama honorer semenjak 2004 di SMA Muhamadiyah dan MTs Sultan suriansyah.
            M Arsyad, pengasuh sementara panti, menambahkan “karena kami belum punya ranjang, jadi anak-anak tidur dilantai walau masih beralas kasur. Setiap hari anak-anak punya jadwal kebersihan secara bergiliran.
Kemudian ada pelajaran mengaji dan cara sholat bagi anak-anak yang masih kecil. Lalu setiap malam Jumat, sehabis sholat magrib diteruskan dengan membaca surah Yasin, sholat hajat dan pelajaran agama” katanya.
Arsyad adalah anak asuh panti yang sudah purna asuh. Kelas dua SMA 11 Banjarmasin, ia tinggal di PA Ashhabul Kahfi. Tahun lalu ia telah lulus SMA, dan diminta untuk menjadi pengasuh sementara dan juru masak di panti, karena pengasuh yang dulu berhenti.
Arsyad berkeinginan untuk tetap mengabdi di panti, karena merasa berhutang budi. Dalam pendidikan ia ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, tapi masih terkendala dengan tidak adanya biaya.
            Berbincang tentang kegiatan, Sakrani berkata “selama ini belum pernah ada undangan dari pemerintah daerah, untuk kegiatan lomba antar panti, menurut kami itu sangat perlu dilakukan. Atau paling tidak ada kegiatan pentas seni antar panti, yang diadakan oleh walikota, sehingga selain untuk silaturahmi juga untuk menyalurkan bakat anak”pungkasnya. araska
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar