Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 23 Desember 2011

201210-senin(selasa)-diskusi sastra interdisipliner1 (Dm.221210)

Photo: mb/ara
DISKUSI SASTRA– Penampilan Perkusi Madihin dalam Diskusi Sastra Interdisipliner HIMBIT SASTRA FKIP Unlam Banjarmasin

MULTI TAFSIR INTERDISIPLINER PADA KARYA SASTRA

BANJARMASIN – Pemahaman dan penafsiran tentang terhadap karya sastra akan selalu beragam, tergantung dari latar belakang pengetahuan seseorang. Permasalahan penafsiran inilah yang dijadikan pokok pembahasan dalam Diskusi Sastra Interdisipliner, pada Senin (20/12) pagi di Perpustakaan Pusat Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, dilantai tiga.
Khusnul Khotimah, ketua panitia diskusi menjelaskan “diskusi ini dilaksanakan oleh HIMBIT SASTRA FKIP Unlam Banjarmasin. Melalui bahasa, kami ingin mengungkapkan bahwa sebuah karangan bisa berbicara.
Disini kami ingin mengatakan kepada para peserta bahwa, apa sih yang terjadi di dunia kita lewat sebuah tulisan dan karangan. Melalui karangan pula kita ingin menunjukkan bahwa inilah cerminan budaya kita. Sehingga sebuah karya sastra, bisa menggerakkan pembacanya untuk melakukan sesuatu atau menghentikan sesuatu.
Misalnya, saat kita mendengar dan membaca karya sastra, kemudian kita memahami bahwa isi dari karya tersebut adalah cerminan sosial pada masa karya sastra itu diciptakan pengarangnya. Sehingga kemudian kita tergerak dan berusaha untuk menghentikannya atau menyikapainya. Baik dalam budaya daerah ataupun budaya nasional” ujarnya.
Selain diskusi juga ada persembahan musik perkusi madihin dari FKIP Unlam. Sedang materi yang dibahas dalam diskusi yaitu tulisan dari Nailiya Nikmah M Pd, dan M Nahdiansyah Abdi.
Seusai diskusi, Sainul Hermawan dosen tetap FKIP Unlam Banjarmasin yang membina mata kuliah Filsafat Ilmu dan Penulisan Kreatif Sastra, berkata “seperti yang saya duga acaranya meriah, karena yang berbicara bukan hanya dari para sastrawan tapi juga dari kalangan lain, sehingga banyak wawasan yang bisa ditimba, bahwa teks sastra itu bisa memunculkan beragam tafsir.
Kedepannya pola acara semacam ini perlu dicoba oleh kelompok lain, bahwa untuk diskusi sastra perlu melibatkan beragam interddisiplener pengetahuan, agar pengetahuan kita tentang penafsiran terhadap sastra menjadi lengkap” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar