Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 24 Desember 2011

210111-jumat(sabtu)-sastra banjar sastra lisan-Tajuddin.1 (Dm.240111)

SASTRA BANJAR ADALAH SASTRA LISAN

BANJARMASIN – Melacak perkembangan awal sastra Banjar tidaklah mudah. Hal ini disebabkan para sastrawan Banjar tempo dulu lebih menjalani profesinya dalam sastra Banjar lisan.
Menurut Tajuddin Noor Ganie pada Kamis (20/1) bahwa “tidak banyak ditemukan peninggalan-peninggalan dalam bentuk informasi yang dituliskan pada batu, kayu, daun, logam, dan kertas.
Hikayat Banjar boleh jadi merupakan karya sastra berbahasa Banjar pertama yang dituliskan orang di Tanah Banjar, yang disebutkan  JJ Ras (1968:181) bahwa Hikayat Banjar selesai ditulis pada tahun 1728” ujarnya.
Para peneliti kesulitan dalam mencari catatan sejarah sastra Banjar, hal ini kata Tajuddin “disebabkan langkanya peninggalan lama berupa karya sastra berbahasa Banjar yang dituliskan dalam bentuk buku-buku, inilah yang menjadi petunjuk bahwa para sastrawan Banjar zaman dulu lebih senang menjalani profesinya secara oralitas (sastrawan lisan) bukan secara literalitas (sastrawan tulis).
Sastra Banjar lisan yang disampaikan sastrawan saat itu berbentuk andi-andi, dongeng Banjar, hikayat Banjar, kisah Banjar, lamut, legenda Banjar, madihin, mitologi Banjar, pandung, pantun, paribasa, syair, dan surat tarasul (surat cinta berbentuk puisi) langsung mereka bacakan di depan forum dengan mengandalkan kemampuan mereka dalam menghapal dan mengolah rangkaian kosa-kata dengan sistem formulaik yang dikuasainya” kata Tajuddin.
Hal lain yang menyebabkan langkanya sastra Banjar dalam bentuk tulisan ungkapnya “apalagi terhadap karya sastra berbentuk bacaan (mantra Banjar), karya sastra semacam ini sangat tinggi kerahasiaannya, sehingga sangat tabu diperbanyak dalam bentuk buku seperti halnya karya sastra Banjar lainnya” pungkas Tajuddin Noor Ganie. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar