Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

210611-selasa(rabu)-kemungkinan lamut dilombakan

Photo: Drs H Muhandas HH

Kemungkinan Lamut Di Lombakan

BANJARMASIN – Kesenian lama akan semakin di tinggalkan generasi muda, karena derasnya perkembangan kesenian luar yang memasuki daerah. Pengembangan dan inovasi kesenian lama menjadi sesuatu yang baru, akan menumbuhkan kembali minat terhadap kesenian tradisional yang telah lama layu.
            Hingga saat ini, kesenian madihin sudah berkembang sedemikian rupa. Adanya madihin kocak yang dipopulerkan oleh John Tralala, lomba-lomba madihin remaja dll. Seiring berkembangnya inovasi dalam madihin, malah tidak membuat madihin tradisional menjadi mati, tapi dapat hidup seiring dengan madihin gaya baru. Inovasi inilah yang dibutuhkan oleh kesenian lamut, agar bisa bertahan dan semakin meningkat.
            Drs H Syakrani, seusai membawakan kolaborasi madihin lamut dengan Gusti Jamhar Akbar, pada Malam Batanam Karya Baharum Banua (MBKBB) 2011, mengatakan kepada Mata Banua “masalah perkembangan zaman dan masuknya kebudayaan luar, memang menjadi faktor utama menghilangnya minat generasi muda, pada kesenian tradisional. Selain itu juga karena kurangnya pementasan.
Tentunya, agar lamut bisa kembali memasyarakat, maka harus dikembangkan lebih jauh lagi. Seperti kolaborasi malam ini, bisa saja dengan beberapa orang pemadihinan saling bersahutan menjadi pengantar cerita lamut yang dibawakan. Kalau madihin telah dilombakan, kenapa lamut tidak, ini bisa saja dilakukan” katanya.
            Dilain pihak, Kepala Disporbudpar Kalsel Drs H Muhandas HH, seusai MBKBB pada Sabtu (18/6) malam, mengatakan “kesenian tradisional lamut bisa saja dilombakan secara perorangan, atau dengan inovasi seperti kolaborasi madihin lamut. Dan akan kita upayakan ada regenerasi palamutan muda.
            Wacana ini, kedepannya akan kita programkan, bersama Taman Budaya (TB) yang menjadi kekuatan para seniman dalam mengapresiasi karyanya. Juga terbuka bagi seniman daerah melakukan pentas di TB” ujarnya.
            Kemudian, Ketua Harian Dewan Kesenian Kalsel Drs Syarifuddin R, menambahkan “sudah kita ketahui, untuk madihin sudah ada dari kalangan remaja, tapi untuk lamut, memang masih perlu proses, entah dengan cara pengembangan bentuk lain.
Seperti halnya wayang yang mempunyai pakem cerita, lamut juga begitu. Lalu ada pengembangan cerita pakem wayang yang disebut carangan, maka lamut pun juga bisa dibuatkan cerita carangannya. Hanya saja naskah 17 pakem cerita lamut secara utuhnya, belum terdokumentasi dengan baik, inilah yang menjadi kendala. Maka tahap pertama, adalah mendokumentasikan pakem lamut ini dulu, secara keseluruhan.
Pada 2006 di festival sastra nasional di Jakarta, kita pernah mewakili daerah dengan mengangkat cerita lamut dalam bentuk teater, yang naskahnya diolah oleh Bahtiar Sanderta. Dalam festival ini kita memperoleh penghargaan.
Sayangnya ini malah tidak dipentaskan di dalam daerah, pengembangan seperti ini seharusnya lebih dulu dilakukan dalam daerah, agar benar-benar menjadi milik daerah.
            Kepala TB Kalsel Noor Hidayat Sultan, menanggapi “setelah kami melihat dari penampilan tadi, yang jelas lamut harus dipertahankan dan dikembangkan lagi, sehingga komunikasi lamut sampai dengan pendengar, bisa saja dalam bentuk teater.
Dikemudian hari, harapan seniman untuk pengembangan lamut, akan kita pertimbangkan dalam sebuah program TB. Akan kita gali lagi pakem naskah cerita lamut, kemudian kita perbanyak dan kita sebarkan ketengah masyarakat” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar