Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

240611-jumat(sabtu)-konprensi pers LDII


Photo: mahfuz

Keanggunan Ideologi Pancasila

BANJARMASIN – Deraan konflik kemasyarakat yang melanda nusantra, merupakan gambaran dari kurangnya pemahaman, terhadap wawasan kebangsaan dan wawasan pemahaman Pancasila.
Jumat (24/6) pagi, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mengadakan konprensi pers di rumah makan Lima Rasa, untuk menjelaskan konsep dasar dari pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) V LDII pada  25 Juni 2011 di Banjarmasin. Tema Musda V LDII kali ini yaitu Meningkatkan Sumberdaya Manusia Profesional Relegius Menuju Kalimantan Selatan Yang Demokratis Aman Dan Damai.
Peserta Musda di ikuti oleh 10 DPD kabupaten/kota di Kalsel, dan oleh pengurus pimpinan cabang, dan pengurus pimpinan anak cabang. Untuk unsur peninjau terdiri dari dewan pimpinan pusat, dewan penasehat dari semua tingkatan mulai dari provinsi hingga anak cabang, kemudian pimpinan pondok.
Jumlah peserta dan peninjau ada 272 orang, kemudian undangan ada 116 orang, yang terdiri dari unsur muspida, tokoh masyarakat dan agama, serta tokoh akademisi di perguruan tinggi yang ada di Kalsel.
            Secara ringkas, ketua DPW LDII Provinsi Kalsel, Ir H Muhammad Darban MM, mengatakan bahwa LDII menolak apapun yang akan meruntuhkan NKRI, serta LDII akan menyiapkan generasi yang professional dan religius.
            Selanjutnya, ketua umum DPP LDII, Prof Dr KH Abdullah Syam MSc, menjelaskan “berangkat dari visi LDII yaitu ingin menjadi lembaga dakwah yang profesional, sehingga dapat membangun warga negara yang baik dan sebagai seorang muslim yang dengan tekun menjalankan ibadahnya.
Dari dua hal ini, ada pemahaman yang penting. Kalau ditinjau dari warga negara yang baik, apabila dilihat potret bangsa sekarang, selalu saja timbul komplik, entah  karena perbedaan suku, agama dan perbedaan yang lain. Padahal perbedaan dan kemajemukan adalah justru untuk menjadi kekuatan, bukan perpecahan.
LDII melihat, bahwa konflik ini disebabkan kurangnya pemahaman terhadap empat pilar yaitu ke Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 45 dan NKRI. Karena anggaran dasar LDII berdasarkan Pancasila, maka LDII sangat setuju dan akan mempertahankan empat pilar ini. Maka dalam setiap bidang dakwah, LDDI akan menggiring pemahaman wawasan kebangsaan dan wawasan pemahaman Pancasila” katanya.
Menurut Abdullah Syam “ideologi Pancasila itu begitu anggun, sehingga pada saat ideologi ini ditetapkan, belum ada suatu ideologi negara manapun yang menyamainya, yaitu perbedaan yang disatukan dalam suatu pemahaman. Oleh karena itu,  kemudian beberapa negara lain, ikut menggunakan nilai-nilai kebersamaan dalam pancasila tersebut, sebagai dasar negara mereka. Bahkan menurut beberapa ulama Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Dakwah LDII ini akan terus dilaksanakan, untuk meminimalis konflik bangsa, dan mendorong kepada pemerintah dan Diknas, agar meningkatkan konten kurikulum pendidikan mengenai Pancasila, mulai dari pendidikan PAUD hingga seterusnya, dengan cara bahasa dan tingkatannya masing-masing. Tanpa pemahaman yang benar terhadap Pancasila, generasi kita sekarang sangat mengkhawatirkan” pungkasnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar