Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 Desember 2011

260411-selasa(rabu)-PA.Aisyiyah Hikmah Zam Zam (Dm.100511)

Photo: mb/ara
BELAJAR – Secara rutin putri-putri PA Aisyiyah Hikmah Zam-Zam belajar bersama setiap hari, dan lebih diperketat lagi saat mendekati Ujian Nasional dan Ujian Sekolah

PA Aisyiyah Hikmah Zam-Zam
Calon Kartini-Kartini Muda

SENIN (25/4) semenjak siang sebagian kota Banjarmasin telah di guyur hujan. Pukul 16.30 WITA, Mata Banua menyempatkan untuk mampir ke Panti Asuhan (PA) Aisyiyah Hikmah Zam-Zam, cabang 3 Banjarmasin di jalan Sultan adam, komplek Andika Rt 29 No 28.
            Dengan ramah, Hj Saiydah (67) menceritakan keadaan panti yang diasuhnya. Yayasan PA Aisyiyah Hikmah Zam-Zam khusus untuk anak putri. Di dirikan lima tahun yang lalu yaitu pada 2007, oleh ibu Muniroh dan ibu Nurjanah, karena beliau sudah sepuh, dilakukan pergantian pengurus.
PA Aisyiyah Hikmah Zam-Zam, saat ini mengasuh 26 orang putri, ada yang berasal dari Barabai, Alabio dan daerah lain. Kebanyakan anak-anak diatar oleh keluarganya karena tidak mampu membiayai, tapi ada pula yang secara kebetulan di temukan oleh pengurus panti. Karena baru lima tahun berdiri jadi baru satu orang anak yang sudah dilepas untuk mandiri dan sekarang sudah bekerja.
Tingkat pendidikan anak-anak PA Aisyiyah Hikmah Zam-Zam yaitu TK ada 1 anak, SD ada 2 anak yaitu kelas I dan kelas VI. Kemudian Ibtidaiyah ada 1 anak kelas IV. SMP ada 6 anak yaitu lima orang kelas VII dan satu orang kelas IX. Kemudian MTs ada 8 anak yaitu satu orang kelas VII, dua orang kelas VIII dan lima orang kelas IX. SMK ada 2 anak kelas I. SMA ada 3 anak yaitu satu orang kelas I dan dua orang kelas III. Kemudian Aliyah ada 3 anak yaitu satu orang kelas I dan dua orang kelas III.
Menurut Saiydah “uang saku anak-anak ada yang Rp 5 ribu ada yang Rp 10 ribu, tergantung jauh dekat sekolahnya. Anak-anak juga kita buatkan tabungan per orang, sehingga bila diberi orang, mereka membiasakan diri menyisihkan uang sakunya untuk di tabung, yang tentunya kita awasi tabungannya, agar tidak dipergunakan bagi keperluan yang tidak penting.
Kegiatan rutin di panti seperti ceramah agama pada malam minggu. Kemudian setiap malamnya mengaji dan sholat Tahajut. Puasa Senin dan Kemis. Mengulang pelajaran disekolah, dan ada pula yang dileskan. Tentunya dalam menghadapi Ujian Nasional untuk yang sudah kelas tiga, lebih diperketat jadwal belajarnya.
Dari Dinas Sosial pada 2008 ada pelatihan merajut dan memasak untuk anak-anak, dan dari Puskesmas tiap 3 bulan sekali melakukan pemeriksaan rutin ke panti. Pada 2009 tadi anak-anak meraih prestasi juara satu lomba out bound pramuka putri antar PA Aisyiyah se Indonesia.
Dan ada satu orang lagi yang selalu juara disekolahnya, namanya Pertiwi, saat ini sudah kelas tiga Aliyah. Karena prestasinya yang tinggi, ia sudah banyak mendapat tawaran beasiswa kuliah, bahkan tawaran pekerjaan di perusahaan” katanya.
Mengenai jumlah bantuan dan biaya pengeluaran, Reny Megawati yang semenjak awal berdiri telah menjadi pembantu umum di PA Aisyiyah Hikmah Zam-Zam, mengatakan “bantuan masyarakat sekitar memang tidak menentu, kalau di hitung-hitung ada Rp 10 juta atau lebih perbulan.
Tapi dibanding pengeluaran tentu sangat jauh, karena pengeluaran satu minggu bisa mencapai Rp 6 juta. Dari biaya makan satu hari Rp 150 ribu, ditambah membayar ledeng, listrik dan telepon lebih satu juta rupiah sebulan, belum ditambah biaya SPP sekolah anak-anak” ujar Rini yang bertanggung jawab pada menu makanan dan mengawasi anak-anak yang bertugas memasak.
Kemudian Saiydah menambahkan “di sini ada 8 kamar, sekamar ada dua orang atau tiga orang. Teman sekamar tiap tahun diputar, agar satu samalain diantara mereka bisa lebih bekerjasama. Dari 26 anak, tidak semua tinggal disini. Karena daya tampung panti tidak memenuhi, jadi mereka tinggal dengan keluarganya, tapi biaya hidup tetap ditanggung oleh panti.
Anak-anak yang tinggal di sini, di bagi menjadi dua kelompok, tiap kelompok ada 9 orang dan ketuanya yang mengatur dan membagi tugas, ada yang menyapu halaman, dapur dll. Bila tidak mengerjakan tugas yang sudah ditentukan, maka satu kelompok akan mendapat hukuman.
Hukumannya ada yang dipotong uang saku, ada pula yang mendapat tugas tambahan, seperti membersihkan kamar mandi. Tapi yang paling efektif hukuman bagi anak-anak adalah tugas tambahan tersebut” katanya.
Saiydah mengakui “anak-anak yatim memang banyak yang bermasalah, sehingga sangat sulit diatur. Ada yang tidak mengerjakan tugas, membolos sekolah, berkelahi antar teman di panti, sehingga harus tabah menghadapinya. Tapi yang namanya anak-anak tidak bisa dikerasi, maka melatih mereka disiplin yang harus ditanamkan sejak dini.
Karena keasikan berbincang, tidak terasa sudah magrib, dan seusai adzab magrib Mata Banua permisi pulang. Pada akhir pembicaraan Saiydah menitip pesan “saat ini, kami sangat memerlukan bantuan kalambu untuk tiap anak, kasihan mereka gatalan digigit nyamuk saat tidur malam. Kalau pakai obat nyamuk tidak ke obat nyamukkan, dan bisa merusak kesehatan mereka juga” pungkasnya. araska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar