Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 23 Desember 2011

271210-senin(selasa)-perpus pusat unlam1

Photo: mahfuz

RENOVASI PERPUSTAKAAN PUSAT UNLAM BELUM JUGA SELESAI

BANJARMASIN – Sebuah perpustakaan dalam universitas adalah jantung pengetahuan bagi masyarakat kampus. Kenyataannya perpustakaan pusat Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, kondisinya masih memprihatinkan. Sekian tahun renovasinya belum juga selesai.
Dalam perbincangan (27/12) dengan  Sainul Hermawan dosen tetap FKIP Unlam Banjarmasin yang membina mata kuliah Filsafat Ilmu dan Penulisan Kreatif Sastra, berkata “perpustakaan pusat itu adalah jantung universitas, sehingga disitu kita bisa banyak melihat orang lalu langan masuk membaca buku. Tapi kondisi perpustakaan pusat kita di Unlam Banjarmasin, kondisinya seperti itu, bukunya saja sudah tidak ada yang baru.
Melihat kenyataan, maka menjadi sebuah pertanyan besar terhadap Unlam sendiri, kalau mau maju perpustakaan harus bagus. Kalau perpustakaannya seperti itu, kita akan sulit mengharapkan Unlam menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya” ujarnya.
Lanjutnya ‘sepengatahuan saya sejak 5 tahun ini tidak ada perkembangan dari perpustakaan Unlam. Sementara Universitas lain sudah berlomba-lomba untuk memperbaiki teknologinya, memperbaharui dan memperbanyak koleksinya, serta mengadakan program-program yang mendorong masyarakat untuk membaca.
Walaupun setiap fakultas di Unlam mempunyai perpustakaannya sendiri dibawah arahan Dekan, tapi perpustakaan pusat ada di bawah universitas yaitu ditangani oleh Rektorat. Dari sini kita bisa melihat, apakah ada cerminan baik dari keinginan pemimpin universitas” ungkapnya.
Menurut Sainul “mestinya universitas, harus menjadikan perpustakaan pusatnya menjadi proyek utama kebangkitan di Unlam. Rektorat harus malu dengan perpustakaannya saat ini, apalagi ada orang luar masuk diperpustakaan itu. Jadi, bagus tidaknya sebuah perguruan tinggi adalah perpustakaan. Percuma mengkalim diri sebagai universitas tertua dan terbagus, kalau perpustakaannya jelek, ya’ sama saja universitas itu tidak ada artinya.
Karena mahasiswa di universitas, tidak tergantung pada dosennya, tapi tergantung pada seberapa banyak dia mau mengangakses bacaan, dan salah satu penyedia bacaan adalah perpustakaan yang bagus, kalau perpustakaannya tidak bagus bagaimana mahasiswanya mempunyai wawasan yang bagus” tuturnya.
Kemudian dengan nada prihatin, Sainul berkata “kita lihat sendiri bagai kondisi mahasiswa, malas baca dan malas nulis, karena malas baca dan nulis ketika ada diskusi publik umum, mereka tidak bisa bicara. Jadi bagi saya unlam itu seperti tidak ada, kalau perpustakaannya tidak ada.
Kareana jantungnya perguruan tinggi adalah perpustakaan dan perpustakaan selain dimanfaatkan oleh mahasiswa, juga dari kalangan dosen dan peneliti lain diluar kampus.
Sementara Unlam, punya lembaga bantuan hukum, yang pembangunannya dibantu berbagai politisi diseluruh kabupaten, kenapa perpustakaan tidak bisa dibantu oleh seluruh bupati di kabupaten kalau tidak punya dana, nah’ apakah pimpinan universitas bisa kerja sama atau tidak dengan pihak lain?” pungkas Sainul Hermawan. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar