Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 24 Desember 2011

280111-Obat Tradisional Berkah Alam

Photo: Prof.Dr.H.Djantera Kawi

KEKAYAAN BUDAYA PENGOBATAN SUMBER DAYA ALAM DAERAH

BANJARMASIN - Banyak kebudayaan pengobatan tradisional daerah dari tumbuh-tumbuhan yang masih tidak tersentuh dan diberdayakan pemerintah. Sementara hal itu dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dapat meningkatkan sumber kehidupan masyarakat.
Prof.Dr.H.Djantera Kawi mengatakan “banyak kekayaan budaya daerah kita yang masih belum diberdayakan sedemikian rupa, padahal itu bisa dijadikan sumber kehidupan bagi masyarakat.
Lebih jauh kita bisa melihat negara Cina. Sumber daya alam obat-obatan tradisional mereka benar-benar dimanfaarkan dan diberdayakan dengan sedemikian rupa. Mereka produksi obat-obatan tersebut dengan moderen. Mereka pasarkan keluar negeri, hingga didaerah kita ini dengan harga yang mahal. Coba bayangkan, dengan cara tersebut, mereka bisa menghimpun berapa banyak devisa untuk negerinya, berapa banyak tenaga kerja yang bisa diserap dinegerinya.
Sementara di daerah kita ini banyak potensi kebudayaan sumber daya alam obat-obatan tradisional yang bisa dikembangkan, yang hasilnya tidak kalah dengan obat-obatan tradisional dari cina” ujarnya.
Menurut Djantra Kawi “tanyakan saja dengan orang-orang kampung, mereka tahu akan obat-obatan dari tumbuhan yang ada disekitar mereka. Karena itu telah menjadi pengetahuan kebudayaan turun temurun bagi mereka.
Seperti; Kumpai Dangkak, Kulit Kayu Halaban, Bilaran, dan Daun Jambu bisa menjadi obat untuk kencing manis. Ampadu Itik untuk batu marin. Getah Buah Jingah, Gatah Kalakai, dan Pucuk Pisang bisa untuk mengeringkan luka luar. Rumput Untalan Sawa untuk obat luka dalam. Minyak Sawa untuk keseleo.
Akar Keminting dan Kalakai untuk darah tinggi. Pucuk Luntas dan Daun Belimbing Tunjuk untuk menurunkan darah. Gulinggang untuk obat kurap. Tahi Cacing untuk obat gatal. Sarang Semut untuk panyakit kuning. Bawang Hutan untuk asma. Buah Jaruju untuk KB.
Darah Walut untuk butir. Kundur untuk tifes. Buah Halaban, Intalu Gondang dicampur dengan Madu, dan Buah Pinang Muda di campur dengan gula habang untuk obat kuat pria. Sirih Habang untuk bermacam panyakit. Penawar Sampai untuk segala macam panyakit” ungkapnya.
Kemudian katanya “yang disebutkan tadi, hanya sebagian kecil dari kekayaan spesies tumbuh-tumbuhan pengobatan tradisional kita dan masih banyak lagi yang lain. Ini merupakan bahagian yang belum tersentuh oleh rencana pembangunan pemerintah daerah kita.
Andaikan pemerintah mau membuat laboratorium untuk penelitian, lalu masyarakat diminta berkebun, kemudian diproduksi. Maka kebudayaan sesungguhnya yang mereka miliki bila diberdayakan, dan disentuh dengan pengetahuan. Tentunya bisa meningkatkan kehidupan masyarakat
Pertanyaannya, sejauh mana pemerintah daerah mengedintifikasi hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan ini, yang bisa diberdayakan sedemikian rupa. Sehingga kebudayan masyarakat dapat terakses keluar” pungkasnya bebrapa waktu yang lalu (15/1) dalam diskusi kebudayaan LK3. ara/mb05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar