Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Kamis, 01 Maret 2012

130212-senin(selasa)-bag.5 Sastra Menumbuhkan Gelora Kebebasan (di Berita kaki).doc

Photo:
- Drs H Noor Hidayat Sultan
- Buku Sastra Indonesia Modern Di Kalimantan Selatan, Sebelum Perang (1930-1945)
- Kliping-kliping informasi sastra dan seni budaya di media massa

(Bagian Kelima) Peringatan Hari Pers
Sastra Menumbuhkan Gelora Kebebasan Dalam Media Massa

INDONESIA
Angin penghabisan dari Pantai Laut Selatan
Mengheningkan cipta bagi segala pejuang
Keraguan telah mati
Persatuan di atas kebangsaan
Meluap ke atas meninggikan derajat bagi tanah air …
(karya Arthum Artha)

Melalui kata-kata bersajak menumbuhkan gelora kebebasan dalam media massa. Sastrawan Borneo Selatan (Borsel/ Kalsel), mengawali sastra modern (berbahasa Melayu), sebelum Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Hal ini diungkapkan oleh oleh Kepala Taman Budaya Kalsel (TB), Drs H Noor Hidayat Sultan, mengenai buku Sastra Indonesia Modern Di Kalimantan Selatan, Sebelum Perang (1930-1945), yang diterbitkan TB Kalsel.
Sastrawan Borsel zaman Belanda (1930-1942) antara lain:
Abdul Hamid Utir, Abdul Jabbar, Abdul Muin Cuty, Abdurrahman Karim, Ahmad Basuni, Amir Hassan Bondan, Anak Martapura, Arsyad Manan, Arthum Artha, Asmail Gafury, Asnawi Rais, Darmawan Saruji, Gusti Abdul Malik Thaha, Gusti Abdurrahman, Gusti Abubakar, Gusti Mayur, Hadharyah M Sulaiman, Hamdi Redwansyah, Harun Muhammad Arsyad, Haspan Hadna, Hassan Basry, HMAS Amandit, Kasyful Anwar, IAB alias Pembaca, M Yusuf, Masdari, Merah Daniel Bangsawan, Merah Johansyah, Merayu Sukma, Muhammad Yusuf Aziddin, Ramlan Marlin, Sarasakti dan Zafry Zamzam.
Beberapa karya sastra sastrawan Borsel zaman Belanda, dari dokumentasi koleksi Arthum Artha pada 1983, antara lain:
WANGI// Bau wangi puas puspita/ Semerbak bau menyebar wangi/ Dahulu mendaki kita menuju/ Mencipta raya ibu pertiwi (karya Merah Johansyah).
TANAH AIR// Nyiur melambai laut bergelora/ Awan berarak merah putih/ Burung berkicau menari-nari/ Itulah suara Indonesia Putera/ Barisan bergerak cinta kasih/ Menjunjung bakti ibu pertiwi (karya Merah Johansyah).
MELATI// Engkau melati putih suci/ Hidup bersama mawar desa/ Ingin bahagia hidup berbakti/ Kepada bangsa nusa tercinta (karya Abdul Jabbar).
MERPATI// Merpati terbang bebas di awan/ Awan biru di lintasannya/ Janji bebas dalam perjuangan/ Kawan bersatu membela bangsanya (karya Abdul Jabbar).
DI SUNGAI MARTAPURA// Sebentar kuning keruh airnya/ di kala sepi jernih kemilau/ ‘Gitu air sepanjang masa/ Mengalirkan jasa bagi manusia/ Purnama menyibak sungai Martapura/ Air melaju membawa teratai/ Semoga mulia jasamu air/ Teladan manusia berjuang senantiasa (karya Merayu Sukma).
OMBAK SAMUDERA// O, nelayan lautan/ Dari Malukukah?/ Halmaherakah?/ Atau kau anak Jasa Sundakah?// O, satukan barisan tuju laut bebas/ Ombak dapat ditempuh/ Gelombang dapat dilewati/ Karang-karang laut dapat dihancurkan/ Lekas! Kembangkan layar bebas/ Ke pantai kita menyanyikan lagu/ Lagu Kebangsaan Indonesia Raya (karya Merayu Sukma).
TANAH AIR// Sawah dan lading terhampar luas/ Tanaman subur tumbuh menghijau/ Burung putih terbang di angkasa// Tanah air luas bangsa bebas/ Rakyat makmur bangsa menghimbau/ Hiduplah bangsaku Indonesia Raya/ Di sana-sini nyiur melambai-lambai/ Sawah terbentang berbuah emas merata/ Kaum petani hidup gembira/ Di sinilah kami berbaris menuju pantai/ Pantai bahagia Indonesia Mulia/ Tanah Air kita kaya raya (karya Abdul Muin Cuti).
BAHASAKU BAHASA INDONESIA// Jika lambaian daun kelapa/ Atau daun nyiur melambai di tepi pantai/ Kulihat seolah memanggil kita/ Untuk bersatu berjuang berbakti/ Membela persada Ibu Pertiwi/ Jika aku dan kawan-kawan sejati/ Atau pujangga bersatu mengikat janji/ Setia sumpah membela negeri/ Hai! Marilah kita berkorban selalu/ Demi kebangsaan dan kemuliaan bangsaku// Bahasaku bahasa Indonesia/ Bahasa persatuan se-Nusantara/ Bahasaku bahasa ibunda/ Bahasa Indonesia nan kaya raya (karya Abdul Muin Cuti).
NYIUR MELAMBAI// Jauh di pantai selatan/ Di pantai landai nyiur melambai/ Seamsal dia bendera tanah airku/ Akan kupanggul tiang bendera pertiwi/ Kupertaruhkan demi bumi/ Tanah air Indonesia (karya Kasyful Anwar). ara/mb02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar