Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 19 Agustus 2011

Meningkatkan Mutu Guru Melalui Karya Tulis

BANJARMASIN – Menulis merupakan salah satu pilihan yang harus diambil para pendidik, agar memperoleh nilai kredit yang baik dalam sertifikasinya. Entah itu menulis esai, opini atau artikel, yang dipublikasikan di media massa. Nilai yang diperoleh dalam menulis ini lebih tinggi dari pada mengikuti seminar dan pelatihan” ungkap Qamaruzzaman dalam Seminar dan Bedah Buku, yang dilaksanakan di SMAN 12 Alalak Utara Banjarmasin pada Sabtu (9/10) kemaren. Dengan mengambil tema Melalui karya tulis, kita tingkatkan mutu guru
Seminar dilaksanakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI), dengan nara sumber dari Pakar administrasi DR Iswiyati Rahayu MSi direktur Paska Sarjana Setia Bina Banua. Sekertaris umum PWI Kalsel Zainal Helmie perwakilan dari Media Massa dan Drs Ronny Ralin MKes dosen Stikes dan fakultas kedokteran Unlam. Kemudian Muhammad Qamaruzzaman SPd MSi, penulis buku kumpulan tulisan kolom dan opini yang berjudul Tak Lulus UN, Dunia Belum Kiamat
Seminar dihadiri perwakilan guru di Banjarmasin dan perwakilan dari Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin. Dalam seminar Ronny Ralin memaparkan penelitiannya tentang metode pembelajaran, ia menyimpulkan bahwa metode dan strategi belajar seharusnya tidak hanya mendukung materi yang sedang diajarkan, tetapi juga harus mendukung dan mengembangkan kemampuan pembelajar (siswa). Menurut Ronny “penerapan pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan kualitan pembelajaran dan keaktifan siswa dalam bekerjasama” katanya.
DR Iswiyati melalui pengamatannya pada dunia pengajaran, lebih menyoroti psikologis pembinaan siswa, menurut Iswiyati “pembinaan itu bisa menguatkan mutu pengajaran melalui evaluasi diri pengajar dan evaluasi sistem birokrasi pengajaran. Dan bila ini tidak dilakukan akan menurunkan mutu pendidikan” ujarnya.
Iswiyati juga mempermasalahkan implementasi dan kebijakan dari Diknas yang cepat sekali berubah, sehingga belum lagi selesai tugas yang dilakukan pengajar ada lagi kebijakan baru yang harus dilakukan.
Sementara itu Zainal Helmie, menyerukan pada para guru agar buku yang dibuat Qamaruzzaman dapat menjadi motifasi untuk menulis. Serta para guru jangan cuma bisa memberikan tugas pada para siswa untuk membuat tulisan, tapi gurunya sendiri juga harus menulis, paling tidak tulisan kecil tentang keadaan dirumah. Agar mempunyai bahan menulis maka para guru harus banyak membaca, sehingga mempunyai banyak wawasan.
Saat tanya jawab, Rismalinda Guru SMKN4 Banjarmasin, yang menjadi salah satu peserta seminar berkata “banyak para guru yang bisa menulis, tapi tidak tahu bagaimana caranya agar tulisan tersebut bisa dipublikasikan di media massa” Keluhan guru IPA ini, disambut oleh Redaktur Mata Banua Zainal Helmi yang mempersilahkan para guru untuk mengirimkan tulisannya ke Redaksi Mata Banua. ara/mb05

-----------------
Di setor Minggu, 10 Oktober 2010
Di muat Senin, 11 Oktober 2010/ 03 Dzulkaidah 1431 H
-         dengan judul Memotivasi Guru Untuk Menulis
-         kolom Kotaku, Mata Banua halaman 5



Tidak ada komentar:

Posting Komentar