Tiga Ramuan Tradisional Banjar Untuk
Diare
Diare atau
mencret darah yang dalam bahasa banjar disebut bahira darah. Tanda-tanda
penyakit, di samping perut melilit-lilit, ketka membuang kotoran bercampur
lendir dan darah, fase seperti ini disebut disentri
Diare dapat
terjadi dalam kadar yang ringan maupun berat. Biasanya terjadi secara mendadak,
bersifat akut, dan berlangsung dalam waktu yang lama. Virus diare disebut viral
gastroenteritis atau yang dikenal sebagai stomach virus (virus perut).
Macam-macam
bakteri yang bisa menyerang perut, seperti E Coli bacteria, Salmonella
enteritidis bacteria, Compylobacter bacteria, Shigella bacteria, Giardo
parasite dan Cryptosporidium parasite.
Menurut
budayawan Kalsel, Drs H Syarifuddin R, untuk mengobati mencret darah,
masyarakat tradisional Banjar mempunyai ramuan yang mudah pembuatannya.
Pertama, menggunakan
ramuan kunyit (janar) dan buah majakani. Cara membuat obat, kedua bahan diparut
dan dibentuk kapsul. Teknis pengobatan, obatnya ditelan tiga kali sehari selama
penyakit belum sembuh.
Pohon majakani
atau dikenal juga dengan pohon oak, buahnya selain untuk mengobati diare, juga
bisa menghilangkan bakteri keputihan, serta menambah kerapatan organ intim. Ada yang dengan cara
diminum sebagai jamu, ada pula dengan dioleskan pada organ vital perempuan.
Kedua menggunakan pisang awa (pisang hawa) dan tukul
raja ginalu. Cara membuat obat , kedua bahan direndam beberapa lama, kemudian airnya
diminum.
Ketiga, menggunakan
ramuan pisang manurun. Cara membuat obat , pisang manurun mentah dibakar.
Teknis pengobatannya, obat tersebut dimakan
dan oleh ahlinya dibacakan mantra luka, kemudian diberi tanda cacak
burung pada ari-ari sebelah kiri.
Terlepas dari
semua pengobatan, selalu menjaga kebersihan tangan saat makan, dan
membersihakan makanan sebelum diamakan, adalah cara pencegahan diare yang
paling utama. ara/mb02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar