Peoses Persalinan Sudah Sesuai Protap
Puskesmas Puskesmas
Tanjung Pagar, Kecamatan Banjarmasin Selatan, dikeluhkan oleh salah satu pasien persalinan, telah
memberikan pelayanan yang buruk. Bahkan dituduh telah melakukan malpraktek.
Hairunisa (24
tahun), pasien yang mengaku mengalami pelayanan buruk saat persalinan dari
Puskesmas Tanjung Pagar. Sehingga Hairunisa mengalami pembengkakan perut (dalam kandungan), dengan
kondisi yang memprihatinkan. Pihak keluarga Hairunisa menyatakan bidan yang
menangani persalinan Hairunisa melakukan
malpraktek.
Kamis (18/10)
sekitar pukul13.00 Wita, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Banjarmasin drg Diah
Ratnani Praswati, staf Dinkes, petugas dan bidan Puskesmas memberikan penjelasan. Bahwa proses
pelayanan persalinan Hairunisa tidak ada yang salah. Puskesmas dan bidan telah
memberikan pelayanan yang baik. Semua proses persalinan sudah melalui Prosedur
Tetap (Protap) persalinan yang berlaku.
“Seharusnya seusai
persalinan, agar kondisi kandungan bersih, pasien harus latihan berjalan. Sehingga darah
yang ada dalam kandungan keluar. Akan tetapi Hairunisa tidak melakukannya,
sehingga darah yang tersisa itulah yang menyebabkan pembengkakan perut (dalam kandungan)” kata
Diah Ratnani Praswati.
Antara lain kronologis
persalinan Hairunisa berdasarkan informasi Dinkes Kota Banjarmasin dan
Puskesmas Tanjung Pagar.
Pasien masuk
pada 10 Oktober 2012, sekitar pukul 12.45 Wita. Pasien datang ke Puskesmas
dengan keluhan perut mules melingkat perut. Lalu dilakukan pemeriksaan nadi dan
tanda-tanda persalinan lainnya.
Pukul 14.45
Wita, pasien mengeluh ingin mengedan, dan merasa ada yang ingin keluar. Setelah
diperiksa, badan ketuban telah menonjol, kondisi pasien dengan infus terpasang.
Pukul 15.45
Wita, pasien melahirkan bayi perempuan. Tetapi bayi tidak segera menangis,
setelah diberikan jalan napas bayi menangis dengan dengan kuat. Kondisi tali
pusat layu dan berwarna hijau. Keadaan pasien terpasang infus dan mendapat
pernapasan tabung oksigen.
Pukul 16.15
Wita, plasenta belum lahir, maka dilakukan tindakan plasenta manual. Akhirnya plasenta
lahir lengkap dengan selaputnya. Pasien mengalami pendarahan 250 cc. Laserasi
jalan lahir derajat III (hampir sampai keanus) dan dilakukan penjahitan.
Pukul 17.30
Wita, pasien minta pulang. Tapi bidan menahan pasien pulang karena masih dalam
pengawasan dan infus masih belum habis. Pukul 18.30 infus di off. Kemudian pada
pukul 19.15 Wita pasien pulang. Sebelum pulang pasien dicek, dan terjadi
pendarahan sedikit-sedikit.
Pukul 20.55
Wita, keluarga pasien datang ke Puskesmas dan menyatakan si ibu tidak bisa
buang air kecil. Sehingga petugas Puskesmas menyarankan agar pasien kembali dibawa
kembali ke Puskesmas.
Kamis, 11
Oktober 2012 pada pukul 11.00 Wita, seusai kegiatan Posyandu, bidan Puskesmas
menuju rumah pasien untuk melakukan pemeriksaan. Akan tetapi di tengah jalan
mendapat telepon dari Dinkes, untuk mencari bayi bagi praktek pelatihan MTBM.
Sehingga bidan menunda memeriksa pasien.
Sabtu, 13
Oktober 2012 pada pukul 08.30 Wita, bidan memeriksa kondisi bayi pasien. Dan
melakukan perawatan tali pusat, serta memandikan bayi. Kemudian memeriksa
kondisi ibu bayi. Keadaan ibu bayi, asi kuat dan sudah bisa buang air kecil,
tidak ada pendarahan, serta mampu duduk bersandar di dinding.
Laporan terakhir
pemeriksaan bidan terhadap pasien yaitu pada Kamis, 17 Oktober 2012. Kondisi
pasien agak pucat, pusat diraba agak keras, saat ditekan terasa nyeri, dan
seperti ada batu. ara/mb02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar