Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 30 September 2011

Akademi Rontgen Masih Kekurangan Tenaga Pengajar Khusus

BANJARMASIN – Akademi Rontgen (Atro Chip/AC) satu-satunya akademi khusus yang ada di Kalimantan. Usianya yang masih sangat muda, semenjak didirikan pada 2008, masih dalam proses pembenahan. Dan akhir-akhir ini, telah terjadi bebrapa konflik antara mahasiswanya dan pihak pengelola akademi.
Mahasiswa AC, merasa tidak tidak puas terhadap proses belajar mengajar dalam kampusnya, dikarenakan tenaga pengajar yang sering tidak masuk, sehingga hanya digantikan oleh asisten dosen.
Menanggapi keluhan masiswa, Mohammad Effendy SH MH, Konsultan Hukum AC yang juga sebagai pengajar mata kuliah Kewarganegaraan di AC, pada Senin (25/10) siang menjelaskan  “saya diminta menjadi konsultan hukum AC baru beberapa bulan ini. Karena usia akademi baru, tentunya banyak hal yang harus dibenahi. Terutama kekurangan tenaga pengajar, yang terkait dengan akademi atau mata kuliah khusus.
Untuk tenaga pengajar dari mata kuliah umum, di Banjarmasin ini banyak. Sedangkan untuk mata kuliah khusus, yang berkaitan dengan rontgen tentunya harus dari tenaga spesialis.
Saat ini saja, sebagian kami datangkan dari Jakarta. Dan sebagian lagi dari dokter-dokter yang ada di Rumah Sakit Ulin. Nah, para dokter ini kan sibuk mengurus pasien, jadi mereka tidak bisa setiap waktu untuk memberikan mata kuliah, yang akhirnya diwakilkan dengan asistennya.
Menyangkut aksi protes mahasiswa AC, saya kira karena adanya faktor sakit hati dari direktur lama AC yang diberhentikan. Yang kemudian memprovokasi mahasiswa untuk membuat masalah. Karena sebelum-sebelumnya tidak pernah ada protes dari mahasiswa mengenai sistem pengajaran dan lainnya.
Kemudian, apabila memang benar ada mahasiswa yang ditekan oleh pihak akademi dan nilai yang tiba-tiba berubah di Kartu Hasil Studi, hanya karena mereka terlibat dalam aksi protes tersebut, tentunya hal itu tidak bisa dibenarkan.
Maka, silahkan mahasiswa datang melaporkannya atau membicarakannya dengan saya secara langsung, agar bisa ditindak lanjuti” ujar Effendy yang juga menjadi Dosen Tata Negara di Fakultas Hukum Unlam, saat di temui Mata Banua di ruang kerjanya di Unlam Banjarmasin.
Drs A Murjani MKes SH MH, Kepala Bidang Promosi dan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel, membenarkan kalau ada mahasiswa AC yang datang menghadap ke Dinkes Kalsel, untuk melaporkan permasalahan yang ada di kampusnya.
“Memang benar ada mahasiswa yang datang kemari, dan membuat daftar tertulis keluhan mereka, kemudian kita tindak lanjuti. Mohammad Effendy selaku konsultan hukum AC juga sudah datang kemari, menjelaskan permasalahan yang sedang terjadi.
Dalam situasi ini, Dinkes Kalsel selaku pembina AC,  hanya  sebagai penengah, karena persoalan yang mereka hadapi adalah permasalahan interen, kami tidak bisa terlalu jauh mencampuri” tutur Murjani saat di temui di ruang kerjanya di Kanwil Dinkes Kalsel. ara/mb05

-----------------
Di setor Senin, 25 Oktober 2010
Di muat Rabu, 27 Oktober 2010/ 19 Dzulkaidah 1431 H
-         dengan judul Mahasiswa Akademi Rontgen Keluhkan Dosen “Bolos”
-         kolom Kotaku, Mata Banua halaman 5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar