Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Selasa, 27 September 2011

Dramatisasi Puisi Seribu Masjid Satu Jumlahnya

BANJARMASIN – Kali ini ada sedikit perbedaan dengan pementasan dramatisasi puisi  yang pernah ditampilkan di Taman Budaya (TB) Kalsel, sebab pagelaran yang di produseri oleh Disbudparpora Kalsel melalui UPTD TB Kalsel, di Gedung Seni Balairung Sari pada malam Minggu (16/10) tadi, memadukan teknologi yang cukup modern.
            Sementara pelaksana pementasan dilakukan oleh Sanggar Lawang Banjarmasin, yang didirikan oleh sekelompok seniman pada 17 Februari 1994. Dengan pemikiran akan pentingnya kebebasan berkesenian tanpa intervensi, maka naskah puisi yang di dramatisasi adalah karya Emha Ainun Nadjib, yang berjudul Seribu Masjid Satu Jumlahnya.
Pimpinan produksi dipegang oleh Anwar Zain SP, Penasihat Produksi dengan Abdulah SP,  YS.Agus Suseno, dan Nurdin Yahya. Sutradara Abdullah Sukur MH, Dramaturugi dengan Iwan Lawang dan M.Syahriel M.Noor. Penata Artistik dengan Ariel Lawang dan Maulidi NB. Penata Gerak, Musik dan Lampu oleh Laila Rizka, MS.Arif, Djumadiansyah dan Riswan.
Seusai menonton pertunjukan, Ketua Harian Dewan Kesenian Kalsel Syarifuddin R, berkomentar “walau kita sudah pernah mengangkat tema dramatisasi puisi yang lain, dan puisi karya Emha ini juga sudah sering dimainkan di daerah lain. Tapi kali ini bagi Banjarmasin cukup bagus untuk perkembangan puisi.
Intinya mendekatkan masyarakat kepada puisi. Sehingga orang yang tidak mengerti akan makna puisi saat membacanya, saat diangkat dalam bentuk teater, bisa menjadi lebih jelas pemaknaannya. Sehingga, penafsiran-penafsiran terhadap puisi menjadi lebih kaya.
Di atas panggung teater, untaian puisi bisa memberikan warna lain dalam pertunjukkan, dan saya kira penampilan dari segi pemeranan cukup berhasil” ujarnya.
Kemudian, Kepala Bidang Kebudayaan Disparpora Kota Banjarmasin, Mujiyat. SSn MPd, yang juga turut menyaksikan pagelaran, mengatakan “penampilan tadi cukup bejalan baik, artinya standart pertunjukan itu, jika penonton tidak jemu, dan itulah kuncinya.
Apabila penonton tidak jemu, maka akan menikmatinya hingga selesai” pungkasnya. ara/mb05

-----------------
Di setor Minggu, 17 Oktober 2010
Di muat Senin, 18 Oktober 2010/ 10 Dzulkaidah 1431 H
-         dengan judul Pagelaran Dramatisasi Puisi
-         kolom Kotaku, Mata Banua halaman 4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar