Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Minggu, 06 Maret 2011

MB - Bulan Ramadhan Masjid Sultan Surinsyah Kurang Diperhatikan Pemda

BANJARMASIN – Di depan masjid terdapat papan nama yang berbunyi Masjid Sultan Suriansyah adalah bangunan bersejarah yang juga bagian dari bangunan cagar budaya, dilindungi oleh Pemda Kalsel.
Mata Banua tergelitik untuk bertanya pada Lahwani panitia ta’mir ramadhan, apakah Pemda atau Dinas Pariwisata Kalsel sudah ada membuat jadwal untuk berbuka puasa bersama di sini, atau yang terpenting memberikan bantuan anggaran untuk berbuka puasa? Ia terdiam, kemudian menggeleng, lalu katanya: “sampai hari ini tidak ada”. Jawab Muadzin sholat 5 waktu ini dengan suara perlahan.
Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin dalam suasana ramadhan terasa seperti kembali pada masa lalu, zaman kerajaan Banjar. Di halaman masjid tertua di Kalimantan Selatan ini pada suatu sore pukul 17.00 wita terlihat sekelompok anak-anak kecil yang sedang bermain bola dengan gembira, 30 menit sebelum waktu berbuka puasa tiba, mereka segera berhamburan pulang kerumah masing-masing.
Masjid ini dibangun di masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Masjid Kuwin merupakan salah satu dari tiga masjid tertua yang ada di kota Banjarmasin pada masa Mufti Jamaluddin (Mufti Banjarmasin), masjid yang lainnya adalah Masjid Besar (Masjid Jami) dan Masjid Basirih. Masjid ini terletak di Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin Utara, Banjarmasin, kawasan yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan situs ibukota Kesultanan Banjar yang pertama kali.
Masjid ini letaknya berdekatan dengan komplek makam Sultan Suriansyah dan di seberangnya terdapat sungai kuin. Bentuk arsitektur dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang, merupakan masjid bergaya tradisional Banjar. Masjid bergaya tradisional Banjar pada bagian mihrabnya memiliki atap sendiri terpisah dengan bangunan induk.

Menu berbuka
Lahwani, menuturkan: “rata-rata jamah yang berbuka puasa sekitar 150 orang, menu yang disajikan adalah bubur ayam,wadai amparan tatak, korma dan air teh. Anggaran yang diperlukan kurang lebih Rp. 500.000. Apabila ada permintaan dari penyumbang yang membukakan puasa tehadap menu buka puasa, maka akan kami siapkan, tapi biasanya pilihannya adalah nasi sop.”
Panitia buka puasa masjid kono ini menambahkan: “daftar penyumbang untuk membukakan puasa di sini masih banyak yang kosong, jadi bila ada yang berkenan untuk menyumbang di sini, kami sangat berterimakasih.
Sabtu (21/8) Ustad M.Nor Yasin Rais, ketua umum pengurus masjid yang hari ini membukakan puasa, menu yang dipilih adalah nasi sop. Sementara waktu telah menunjukkan pukul 18:00 wita, pancaran cahaya lampu yang berpadu dengan keindahan arsetektur tradisional diantara kaligrafi yang bertebaran membuat suasana pembacaan surah Yasin, kemudian dilanjutkan dengan Fatihah ampat, Tahlil selanjunya berdo’a, terasa semakin membuat khusu’ jama’ah yang hadir untuk berbuka puasa bersama. ara/mb06


-----------------

Di muat Rabu, 25 Agustus 2010/ 15 Ramadhan 1431 H
-         dengan judul Berbuka ‘Ala Kadarnya Di Sultan Suriansyah
-         kolom Marhaban Ya Ramadhan, Mata Banua halaman 16

Photo yang tidak dimuat - Sebagian dokumentasi ARAska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar