BANJARMASIN – Kemeriahan memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus yang biasanya semarak dengan berbagai lomba ditiap kampung, kali ini terlihat sepi. "Hal ini dikarenakan bertepatan dengan situasi puasa dalam bulan ramadhan", kata ketua RT di Rambai Padi kelurahan Kebun Bunga, saat ditanya kenapa tidak ada lomba untuk anak-anak seperti tahun-tahun sebelumnya..
Situasi ini tidak berlaku bagi beberapa kelompok pecinta alam. Untuk memperingati hari kemerdekaan mereka melakukan Bungy Jumping di jembatan Barito, Selasa (17/08) tadi, dengan hanya menggunakan Harness. Tali panjat tebing yang diikatkan pada salah satu sisi jembatan sebagai titik lompatan, kemudian ujungnya diikat pada Harness.
Loncatan dilakukan dari sisi sebelah jembatan yang lain (seberang jalan), karena hanya menggunakan tali panjat tebing maka tidak ada tali yang melar (elastis) karena energi lompatan, peloncat hanya akan berayun diatas sunga barito setelah melompat. Salah satu peloncat membawa bendera merah putih terikat ditubuhnya.
Suasana sore dijembatan Barito menjadi semarak baik dari kelompok-kelompok pecinta alam, cowok dan cewek yang bergantian melompat, atau dari orang yang sekedar hanya untuk melihatnya saja. Hembusan angin sore di atas jembatan terpanjang di Kalimantan Selatan ini terasa semakin menantang bagi para pelompat.
Lompat bungee (Bungy Jumping) adalah sebuah aktivitas di mana seseorang melompat dari sebuah tempat tinggi (biasanya beberapa ratus kaki/meter) dengan satu ujung dari tali elastis yang ditempel di badan atau pergelangan kaki dan ujung talinya satunya terikat ke titik lompatan.
Ketika seseorang melompat, tali tersebut tersebut akan melar setelah mengambil energi dari lompatan, dan peloncat akan terlontar balik ketika tali tersebut memendek. Peloncat akan berosilasi naik dan turun sampai energi dari loncatan habis.
Kata bungee (dibaca banji) pertama kali digunakan pada tahun 1930. Lompat bungee modern pertama dilakukan pada 1 April 1979 dari Jembatan Suspensi Clifton setinggi 250 kaki di Bristol dan dilakukan oleh 4 anggota Dangerous Sports Club. Harnes / Tali Tubuh yaitu alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas : Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha, Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.
Obbeh dari Kompas Borneo Unlam, menjelaskan “Bungy Jumping ini adalah ide spontan dari kawan-kawan pecinta alam untuk memperingati hari kemerdekaan. Apa yang kami lakukan ini tidak sepenuhnya bungy jumping karena perlengkapan yang kami gunakan sangat sederhana hanya menggunakan Harness, kalau menggunkan perlengkapan yang sebenarnya, harganya sangat mahal. Jadi sebut saja apa yang kami lakukan ini adalah B’Jump, walau begitu keamanannya terjamin.
Lompatan akan kami lakukan sebanyak 17 kali, sebagai simbol dari 17 Agustus. Yang ikut serta dalam kegiatan ini cukup banyak, ada perwakilan dari mapala-mapala kampus, dan ada juga dari klub vespa. Dari Basarnas juga hadir sebagai pengamanan. Persiapan kami lakukan sejak siang tadi, baru sekitar pukul 17.00 wita baru semuanya siap untuk melompat, karena memasang peralatan agar aman memerlukan waktu yang cukup lama” katanya.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan setelah ini, sepontan Obbeh menjawab” tentunya sama-sama buka puasa di atas jembatan Barito ini, karena kegiatan ini juga untuk silaturahmi antar kelompok pecinta alam”.
Salman dari Basarnas, berkomentar menutup perbincangan “selagi semua ini aman dan mempunyai tujuan yang baik, kami akan terus mendukung” ungkapnya. ara/mb05
-----------------
Di muat Kamis, 19 Agustus 2010/ 9 Ramadhan 1431 H
- dengan judul Bungy Jumping di Jembatan Barito
- kolom Kotaku, Mata Banua halaman 4
Photo yang di muat - Dokumentasi ARAska
Sisa photo yang tidak di muat - Sebagian dokumentasi ARAska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar