Photo: mb/ara
-
MAQAM – Maqam Guru Sekumpul, KH Muhammad Zaini,
disamping maqam beliau juga ada maqam KH Seman Jalil, kemudian paman beliau
Alimul fadhil KH Seman Mulia, dan di belakang ada maqam ibu beliau
-
HARI PERTAMA – Haul Guru Sekumpul yang ke-7 hari
pertama untuk warga Sekumpul dan sekitarnya, pada Sabtu malam
-
PERSIAPAN HAUL – Kesibukan para murid Guru
Sekumpul mempersiapkan pelaksanaan haul
Tetes Keringat Para
Murid Guru Sekumpul
Dari Sabtu pagi (26/05) wilayah sekumpul sudah
dipenuhi ja’maah yang datang untuk menghadiri peringatan haul Syaikh al-Alim
al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf
al-Banjari, atau yang akrab disapa dengan Guru Sekumpul.
Terlepas
dari ja’maah yang datang, warga sekumpul dan para murid Guru Sekumpul telah
melakukan persiapan untuk haul, satu minggu sebelumnya. Dimulai dari
gotong-royong membersikan lingkungan, membangun tenda untuk jama’ah yang
datang, menyiapkan lahan parkir kendaraan, menyiapkan tong-tong air wudhu dan
WC.
Kemudian memasang lampu penerangan,
memasang pengeras suara, menyiapkan dapur untuk memasak makanan, menyiapkan
bahan-bahan yang akan disajikan. Hingga
meracik bumbu, mengolah daging, memasak nasi, membuat kotak nas, hingga
pada minggu paginya memasukkan nasi dan lauk pauknya kedalam kotak nasii/ nasi
bungkus.
Masing-masing RT membagi tugas
untuk warganya, siapa yang mengatur parkir, siapa yang menjadi keamanan, siapa
yang membagi nasi kotak saat acara, dll.
Di balik
puluhan ribu ja’maah yang datang, tersembunyi tetes keringat warga sekumpul
serta para santri yang melayani tamu dengan tulus dan ikhlas.
Menurut penjelasan H Abdurrahman
Salim di gang Hijrah Sekumpul yang di percaya sebagai humas pelaksana haulan, pada
Sabtu malam. Ia mengatakan bahwa Haul
Guru Sekumpul dilakukan dua kali, haul untuk warga sekumpul dan sekitarnya,
dilaksanakan pada Sabtu malam di Mushalla Arraudah komplek Sekumpul. Untuk haul
ini disiapkan sekitar 5000 nasi kotak/nasi bungkus..
Kalau haul
untuk khalayak umum pada minggu malam, pada 2010 disiapkan sekitar 100 ribu
nasi kotak, dan pada 2011 sekitar 135.625 nasi kotak. Setiap tahun, jama’ah
yang datang, sudah tentu akan bertambah.
Maka untuk haul Guru Sekumpul yang
ke-7 bagi masyarakat umum pada 2012 disiapkan 175.000 nasi kotak, ditambah 200
nasi kotak sumbangan warga. Ada sekitar 1.410 belek
beras dan 7 ton daging sapi. Pusat pelaksanaan haul tetap di Mushalla Arraudah.
Diluar dari yang tercatat oleh
panitia, masing-masing warga juga banyak membuat nasi kotak/nasi bungkus sendiri
untuk dibagikan dengan jama’ah yang datang.
Semua bantuan yang ada adalah inisiatif masyarakat sendiri,
ada yang membantu daging, ada yang membantu beras, ada yang membantu
bumbu-bumbu masak, ada yang membantu tenaga dan lain-lain.
Pada 2011,
ada pembagian 6 sektor wilayah sebagai pos, yaitu sektor gang Taufik, sektor
gang Mahabbah gang Arrahmah, sektor keenam terdiri dari dalam Regol, gang
Hijrah dan gang Nusantara.
Maka untuk
2012 di bagi menjadi13 sektor, yaitu sektor satu di gang Taufik, sektor dua di
gang Mahabbah, sektor tiga di gang Hijrah, sektor empat di simpang ampat (arah
ke Tanjung Rema), sektor kelima di Arrahmah, sektor keenam di gang Pribadi,
sektor ke tujuh di komplek Madani, sektor kedelapan di Muhaimin, sektor
kesembilan di Mahabbah ujung, sektor kesepuluh di Nusa Indash, sektor kesebelas
di tempat H Nur’aini (gang Pribadi), sektor keduabelas di Sungai Kacang, dan
sektor ketigabelas juga ada di Sungai Kacang.
Kondisi wilayah sekumpul pada
1980-an, ibarat hutan belantara yang penuh semak belukar pohon karamunting.
Hanya satu-dua rumah yang tampak. Pada dekade 1980-an, pengajian masih digelar
di Mushalla Darul Aman, Jalan Sasaran, Kelurahan Keraton, Martapura. Baru pada
awal 1989, pengajian pindah ke lokasi baru sekaligus menandai era baru dunia
syiar Islam di Martapura. W
Perubahan terjadi dalam penyebutan
kawasan itu. Semula, sekitar hutan karamunting masyhur dengan sebutan Sungai
Kacang. Ketika pengajian hijrah, KH Muhammad Zaini Abdul Ghani
mempopulerkan nama baru yaitu Sekumpul dan wilayah Sekumpul pun berubah.
Banyak para murid KH Muhammad Zaini
yang ikut hijrah ke Sekumpul, dan memulai era para murid Sekumpul. Setelah di
Sekumpul semakin banyak santri yang berdatangan dari berbagai pelosok daerah
hingga di luar Kalsel, yang selanjutnya sebagian juga menetap di Sekumpul. Para santri ini biasanya disebut Pondokan.
Syaikhuna
al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul
Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin al-Mufti Muhammad
Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad
al-Banjari.
Beliau dilahirkan di Tunggul Irang,
Dalam Pagar, Martapura pada malam Rabu 27 Muharram 1361 H bertepatan dengan 11
Februari 1942 M. Dan wafat pada 5 Rajab 1426 H bertepatan dengan Rabu 10
Agustus 2005 pukul 05.10 wita di rumah kediamannya di Sekumpul, pada usia 63
tahun.
Sepeninggal Guru Sekumpul, banyak
para murid yang kembali kedaerahnya masing-masing, walau ada sebagian yang
menetap disekumpul. Biarpun para murid telah tersebar dipelosok daerah, tapi
para murid masih setia dan tetap menjaga tali silaturahmi, walau hanya saat
haul dilaksanakan. Apapun profesi para murid sekarang, kesetiaan para murid
ditunjukkan dengan membantu dana dan tenaga, bagi persiapan haul hingga pelaksanaannya.
Satu sama lain, para murid telah
saling mengenal. Sehingga tanpa perlu diminta, langsung saja bergabung dengan
murid lainnya, membantu segala proses haul untuk menyambut dan menjamu jama’ah
yang datang. ara/mb02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar