Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Jumat, 01 Juni 2012

270512-minggu(senin)-tetes keringat para murid sekumpul (di berita kaki).doc


Photo: mb/ara

-          MAQAM – Maqam Guru Sekumpul, KH Muhammad Zaini, disamping maqam beliau juga ada maqam KH Seman Jalil, kemudian paman beliau Alimul fadhil KH Seman Mulia, dan di belakang ada maqam ibu beliau
-          HARI PERTAMA – Haul Guru Sekumpul yang ke-7 hari pertama untuk warga Sekumpul dan sekitarnya, pada Sabtu malam
-          PERSIAPAN HAUL – Kesibukan para murid Guru Sekumpul mempersiapkan pelaksanaan haul

Tetes Keringat Para Murid Guru Sekumpul

Dari Sabtu pagi (26/05) wilayah sekumpul sudah dipenuhi ja’maah yang datang untuk menghadiri peringatan haul Syaikh al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf al-Banjari, atau yang akrab disapa dengan Guru Sekumpul.
            Terlepas dari ja’maah yang datang, warga sekumpul dan para murid Guru Sekumpul telah melakukan persiapan untuk haul, satu minggu sebelumnya. Dimulai dari gotong-royong membersikan lingkungan, membangun tenda untuk jama’ah yang datang, menyiapkan lahan parkir kendaraan, menyiapkan tong-tong air wudhu dan WC.
Kemudian memasang lampu penerangan, memasang pengeras suara, menyiapkan dapur untuk memasak makanan, menyiapkan bahan-bahan yang akan disajikan. Hingga  meracik bumbu, mengolah daging, memasak nasi, membuat kotak nas, hingga pada minggu paginya memasukkan nasi dan lauk pauknya kedalam kotak nasii/ nasi bungkus.
Masing-masing RT membagi tugas untuk warganya, siapa yang mengatur parkir, siapa yang menjadi keamanan, siapa yang membagi nasi kotak saat acara, dll.
            Di balik puluhan ribu ja’maah yang datang, tersembunyi tetes keringat warga sekumpul serta para santri yang melayani tamu dengan tulus dan ikhlas.
Menurut penjelasan H Abdurrahman Salim di gang Hijrah Sekumpul yang di percaya sebagai humas pelaksana haulan, pada Sabtu malam. Ia mengatakan  bahwa Haul Guru Sekumpul dilakukan dua kali, haul untuk warga sekumpul dan sekitarnya, dilaksanakan pada Sabtu malam di Mushalla Arraudah komplek Sekumpul. Untuk haul ini disiapkan sekitar 5000 nasi kotak/nasi bungkus..
            Kalau haul untuk khalayak umum pada minggu malam, pada 2010 disiapkan sekitar 100 ribu nasi kotak, dan pada 2011 sekitar 135.625 nasi kotak. Setiap tahun, jama’ah yang datang, sudah tentu akan bertambah.
Maka untuk haul Guru Sekumpul yang ke-7 bagi masyarakat umum pada 2012 disiapkan 175.000 nasi kotak, ditambah 200 nasi kotak sumbangan warga.  Ada sekitar 1.410 belek beras dan 7 ton daging sapi. Pusat pelaksanaan haul tetap di Mushalla Arraudah.
Diluar dari yang tercatat oleh panitia, masing-masing warga juga banyak membuat nasi kotak/nasi bungkus sendiri untuk dibagikan dengan jama’ah yang datang.
Semua bantuan yang ada adalah inisiatif masyarakat sendiri, ada yang membantu daging, ada yang membantu beras, ada yang membantu bumbu-bumbu masak, ada yang membantu tenaga dan lain-lain.
            Pada 2011, ada pembagian 6 sektor wilayah sebagai pos, yaitu sektor gang Taufik, sektor gang Mahabbah gang Arrahmah, sektor keenam terdiri dari dalam Regol, gang Hijrah dan gang Nusantara.
            Maka untuk 2012 di bagi menjadi13 sektor, yaitu sektor satu di gang Taufik, sektor dua di gang Mahabbah, sektor tiga di gang Hijrah, sektor empat di simpang ampat (arah ke Tanjung Rema), sektor kelima di Arrahmah, sektor keenam di gang Pribadi, sektor ke tujuh di komplek Madani, sektor kedelapan di Muhaimin, sektor kesembilan di Mahabbah ujung, sektor kesepuluh di Nusa Indash, sektor kesebelas di tempat H Nur’aini (gang Pribadi), sektor keduabelas di Sungai Kacang, dan sektor ketigabelas juga ada di Sungai Kacang.
Kondisi wilayah sekumpul pada 1980-an, ibarat hutan belantara yang penuh semak belukar pohon karamunting. Hanya satu-dua rumah yang tampak. Pada dekade 1980-an, pengajian masih digelar di Mushalla Darul Aman, Jalan Sasaran, Kelurahan Keraton, Martapura. Baru pada awal 1989, pengajian pindah ke lokasi baru sekaligus menandai era baru dunia syiar Islam di Martapura. W
Perubahan terjadi dalam penyebutan kawasan itu. Semula, sekitar hutan karamunting masyhur dengan sebutan Sungai Kacang. Ketika pengajian hijrah, KH Muhammad Zaini Abdul Ghani mempopulerkan nama baru yaitu Sekumpul dan wilayah Sekumpul pun berubah.
Banyak para murid KH Muhammad Zaini yang ikut hijrah ke Sekumpul, dan memulai era para murid Sekumpul. Setelah di Sekumpul semakin banyak santri yang berdatangan dari berbagai pelosok daerah hingga di luar Kalsel, yang selanjutnya sebagian juga menetap di Sekumpul. Para santri ini biasanya disebut Pondokan.
            Syaikhuna al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin al-Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari.
Beliau dilahirkan di Tunggul Irang, Dalam Pagar, Martapura pada malam Rabu 27 Muharram 1361 H bertepatan dengan 11 Februari 1942 M. Dan wafat pada 5 Rajab 1426 H bertepatan dengan Rabu 10 Agustus 2005 pukul 05.10 wita di rumah kediamannya di Sekumpul, pada usia 63 tahun.
Sepeninggal Guru Sekumpul, banyak para murid yang kembali kedaerahnya masing-masing, walau ada sebagian yang menetap disekumpul. Biarpun para murid telah tersebar dipelosok daerah, tapi para murid masih setia dan tetap menjaga tali silaturahmi, walau hanya saat haul dilaksanakan. Apapun profesi para murid sekarang, kesetiaan para murid ditunjukkan dengan membantu dana dan tenaga, bagi persiapan haul hingga pelaksanaannya.
Satu sama lain, para murid telah saling mengenal. Sehingga tanpa perlu diminta, langsung saja bergabung dengan murid lainnya, membantu segala proses haul untuk menyambut dan menjamu jama’ah yang datang. ara/mb02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar