Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 23 April 2011

MB - Siring Ambrol Bahayakan Pengunjung

BANJARMASIN – Masyarakat Banjarmasin memadati hari pertama pembukaan Festival Budaya Pasar Terapung di kawasan siring Sungai Martapura, di depan kantor Gunernur pada Sabtu (25/9) yang berlangsung hingga Senin (27/9).
Namun ada salah satu bagian siring yang telah lama ambrol luput dari perhatian panitia penyelenggara. Hal ini bisa saja menyebabkan kecelakaan bagi masyarakat yang berjubel untuk menonton Festival Perahu Naga pada malam harinya.
Udin warga jalan Vetran yang saat itu sedang membawa anaknya untuk menonton Festival Perahu Naga dan berada tepat di depan siring yang ambrol, berkomentar “lubang ngini mambahayakan, kalu urang tabarusuk atawa ta dangsar, apalagi mun urangnya banyak banar bakakajalan kaya ngini. Saharusnya panitia manutupinya sabaluman acara dimulai, mana lampunya disini kada tapi tarang (lubang  ini sangat berbahaya, bisa-bisa orang tergelincir, apalagi orangnnya sangat padat. Seharusnya panitia menutupnya terlebih dulu sebelum acara ini dimulai, apalagi penerangan tidak memadai)” kata pedagang di Pasar Lima ini dengan bahasa Banjarnya.
Bagian siring yang ambrol tersebut menciptakan lubang dan retakan pada lantai keramik halaman siring hingga kemiringan 45 derajat kearah sungai. Tinggi lubang sekitar ½ meter, lebar retakan yang miring 2 meter dan panjang lubang kurang lebih 5 meter.
Lokasi siring yang ambrol tepat dibelakang Stand Kampung Banjar dan 10 meter dari Pos Informasi Pariwisata Kalsel yang berada di depan Komplek Perkantoran Gubernuran.

Situasi Malam Hari
Satu sudut lagi yang berada diantara Pos Informasi Pariwisata Kalsel dengan siring yang ambrol terdapat bagian yang sangat gelap karena tidak ada penerangan sama sekali, dan disana aroma pesing santer tercium.
Seperti komentar salah satu warga Banjarmasin yang tidak mau disebut namanya, “umai kadabnya , bagagap bajalan, jaka diandaki lampu kadanya pang urang mucil bakamih disia (aduh gelap sekali, berjalan saja hanya bisa meraba, kalau di pasang penerangan tentu tidak ada orang nakal yang buang air kecil di sini)” katanya sambil menutup hidung dan cepat-cepat berlalu.
Ha-hal kecil yang sepertinya sepele dan luput dari perhatian penyelenggara Festival, bisa saja menjadi memalukan bagi penyelenggara atau membahayakan pengunjung, apalagi bila ada turis mancanegara yang ikut menyaksikan jalannya acara. ara/mb05


-----------------

Di masukkan di kolom Kotaku, Mata Banua
pada Minggu 26 September 2010 – TIDAK DI MUAT

Photo yang tidak dimuat - Sebagian dokumentasi ARAska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar