BANJARMASIN - Persepsi masyarakat yang menilai underground adalah musik yang keras dan brutal, membuat UKM MG.Poliban Present, menggelar Spirit Music Of South Borneo (SMOSB) pada malam Minggu (16/10) yang lalu, di halaman Taman Budaya Kalsel.
Arti musik buat komunitas underground tidak hanya sebatas seni, tapi juga menganggap musik sebagai karya seni. Musik menjadi alat untuk menyampaikan protes, kritik, kemarahan, dan kemuakan terhadap peraturan-peraturan yang ada. Suara musik yang kencang, berisik, dan berat dipadu dengan lirik yang kritis, merupakan ciri khas musik underground.
Kata underground pada periode 1990 sd 2004 sempat naik daun, dan jadi basis sayap kiri bagi kalangan musisi independen. Kata underground sendiri diterjemahkan sebagai bawah tanah, dengan arti khusus kebebasan buat berkarya.
Aliran musik dalam underground bisa sangat beragam, yang load voice, midlle voice sampai yang kalem pun bisa, karena dalam musik underground yang terpenting adalah semangat dalam pembawaannya.
Menurut Ketua Umum UKM Musik Generation Poliban, Sandy Gustiawan ”yang mendasari kegiatan ini, yaitu menunjukkan kreatifitas generasi muda di Kalsel, didepan khalayak secara positif.
Kami ingin mengubah persepsi masyarakat, yang menyatakan bahwa musik underground itu musik yang keras, padahal musik underground itu adalah musik kebersamaan persatuan dan kesatuan
Event seperti ini sudah kami laksanakan dari tahun 2007, dan terus akan kami laksanakan tiap tahun. Tidak ada target berapa kali dalam setahun di selenggarakan, tergantung waktu kosong dari aktivitas kampus, dan kesepakatan dengan sponsor.
Kami tidak mengira, kalau bapak wakil walikota Banjarmasin , yang usai menyaksikan Dramatisai Puisi di Gedung Seni Balairung Sari, pulangnya mampir kesini. Dari yang beliau sampaikan, bahwa beliau sangat mendukung dan mensuport acara kami” ujarnya diantara hangar-bingar suara musik yang keras menghentak gendang telinga.
Dilain pihak, Kepala Bidang Kebudayaan Disparpora Kota Banjarmasin, Mujiyat. SSn MPd, berkomentar “Yang namanya kaula muda sifatnya yang penting kumpul-kumpul, secara subtantif esensinya tidak begitu diperhatikan, tapi kumpul-kumpulnya itu yang penting bagi mereka.
Secara regenerasi apapun bentuknya sejarah pertunjukan itu harus dikembangkan, tergantung bagaimana kita memberikan ruang. Bila semuanya teragenda dengan rutin, itu sangat bagus“ ugkapnya seusai mengantar Wakil Walikota Banjarmasin H.Irwan Anshari di SMOSB. ara/mb05
-----------------
Di masukkan di kolom Kotaku, Mata Banua
pada Selasa 19 Oktober 2010 – TIDAK DI MUAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar