Mengkritisi Komprehensip Indonesia AS, menjadi tema yang dipaparkan dalam dialog pada Sabtu (06/11) tadi. Acara bertempat di aula gedung Pasadena , komplek Kejaksaan Kayu Tangi II jalur 2, dimulai dari pukul 14.00 sd 17.00 Wita. Dihadiri oleh perwakilan berbagai organisasi mahasiswa dan masyarakat.
Deden Koswara menyimpulkan alasan menolak kedatangan Obama, yaitu bukan sebuah kemitraan, tetapi tekanan agar Indonesia mengakomodasi kepentingan AS. Kemudian, kemitraan komprehensif adalah stategi baru AS, untuk menjadikan Indonesia sebagai bidak. Menurutnya Deden, kemitraan komprehensif adalah politik penjajahan.
Acara tersebut dimoderatori oleh Akhid Yulianto MSc, yang juga menjadi dosen Fakultas Ekonomi Unlam. “Sudah menjadi kebiasaan dari HTI, apabila menyelenggarakan Diskusi, Dialog maupun Seminar, maka selalu menggunakan nara sumber dari kalangannya sendiri” ungkap salah satu peserta yang hadir kepada Mata Banua.
Beberapa saat sebelum dialog berakhir, moderator mengeluarkan pernyataan “opini HTI yang kuat di media massa , pada acara-acara besar HTI tidak masuk (dimuat), kalaupun masuk hanya di Runing Back.
Jelas sekali kelihatan, media massa mendukung kedatangan Obama. Biasanya pro dan kontra masih disampaikan, tapi sekarang kelihatan sekali yang kontra tidak ditampilkan. Mungkin karena ada sesuatu dibalik itu, ini merupakan persoalan berikutnya.
Bisa saja sesuatu itu, berdasarkan data yang dipunyai HTI, karena Amerika banyak memberi beasiswa kepada beberapa wartawan, ini merupakan persoalan juga bagi HTI.
Mudah-mudahan ada wartawan yang jujur dan berimbang. Tak perlu mengagungkan Islam, yang penting kalau ada Islam yang demo dan menolak, disampaikan segera” ucap Akhid Yulianto.
Seusai Akhid berkata, secara sepontan salah satu wartawan yang berhadir meliput kegiatan, mengangkat tangan untuk meminta klarifikasi terhadap pernyataan tersebut, namun tidak diberi kesempatan oleh moderator, dengan alasan waktu telah habis. Karena merasa protes tidak di tanggapi, wartawan meninggalkan ruangan dialog sebelum acara selesai.
Selepas magrib, salah satu anggota HTI menghubungi wartawan tadi, yang isinya meminta ma’af karena tidak menyediakan waktu untuk wartawan berbicara, saat acara masih berlangsung. Dalam pembicaraan via telepon, wartawan berusaha mengejar klarifikasi atas pernyataan yang sudah dikeluarkan, tapi nada bicara penelepon tetap tidak menarik ucapan yang telah dilontarkan untuk media massa dan wartawan. ara/mb05
-----------------
Di masukkan di kolom Kotaku, Mata Banua
pada Minggu 07 Nopember 2010 – TIDAK DI MUAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar