Kembali menyusuri jejak sejarah pelaku dan pejuang sastra, Mata Banua meminta Micky Hidayat pada Rabu (10/11) siang, untuk menceritakan apa yang diketahuinya.
Menurut Micky, pada dekade 1980-an berdasarkan hasil penelitian tak resmi penyair Jogja Bambang Widiatmoko, Kalsel diklaim menduduki peringkat kedua, dalam kategori populasi penyair terbanyak di Indonesia setelah Jogjakarta. Event-event sastra seperti forum diskusi, atau temu sastrawan juga marak diselenggarakan di berbagai kota dan kabupaten di wilayah Kalsel.
Forum sastra paling monumental di era 1980-an, adalah Forum Penyair Muda 8 Kota se-Kalimantan Selatan 1982, yang digagas oleh Himpunan Penyair Muda Banjarmasin (HPMB).
Sastrawan atau penyair yang menonjol, dengan wawasan estetik puisi dan menemukan gaya pengucapan atau bahasanya sendiri, serta beberapa di antaranya memiliki reputasi kepenyairan nasional pada dekade ini, antara lain Ajamuddin Tifani, Ahmad Fahrawi, Burhanuddin Soebely, Tarman Effendi Tarsyad (walaupun awal ke-munculan keempat sastrawan ini pada dekade 1970-an, tapi oleh Abdul Hadi WM di Forum Puisi Indonesia ’87 di TIM dikategorikan sebagai generasi penyair 80-an).
Selanjutnya penyair lain yang dikategorikan penyair tahun 80-an, yaitu “Agus Suseno, M Rifani Djamhari, Noor Aini Cahya Khairani, Ali Syamsuddin Arsi, Ariffin Noor Hasby, Sandi Firly, Fahruraji Asmuni, Eddy Wahyuddin SP, Muhammad Radi, Zain Noktah, Kony Fahran (kini bermukim di Tenggarong, kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim).
Kemudian, Jamal T Suryanata, Eko Suryadi WS, Abdul Karim, Tajuddin Noor Ganie, Radius Ardanias, Maman. S Tawie, Iwan Yusi, Micky Hidayat, Akhmad setia Budhi, Aria Patrajaya, Sri Supeni, Mas Alkalani Muchtar, dan lain-lain.
“Iklim bersastra yang terbilang kondusif dan bergairah pada dekade 80-an dan 90-an tersebut, boleh dikata merupakan era kebangkitan sastra Kalsel, dengan ledakan-ledakan kreativitas, yang telah berimplikasi melahirkan sejumlah sastrawan, dengan kapasitas intelektual dan kegigihan idealisme, yang cukup penting diperhitungkan pada khasanah sastra Indonesia” ujar Micky. ara/mb05
-----------------
Di masukkan di kolom Kotaku, Mata Banua
pada Rabu 10 Nopember 2010 – TIDAK DI MUAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar