Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Rabu, 19 Oktober 2011

Peningkatan Nilai Ekonomi Ubi Jalar

BANJARMASIN – Pasti sudah kenal dengan yang namanya Ubi Jalar, baik dalam bentuk ubi goreng, getuk atau bubur candil ubi. Dalam bahasa Banjar, Ubi Jalar di sebut Gumbili Lancar.
Ternyata Ubi Jalar juga populer di mancanegara, sebagai bahan pangan yang kaya manfaat dan khasiat. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat keempat di Indonesia, setelah Beras, Jagung, dan Ubi Kayu.
Menurut Subhan Fitriadi SP MP, Dosen mata kuliah ke Wirausahaan Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani Banjarmasin, pada Sabtu (13/11) mengatakan bahwa pengembangan agroindustri Ubi Jalar mempunyai prospek yang baik.
Teknologi pengolahan menjadi berbagai produk, baik untuk usaha rumah tangga, usaha kecil, maupun besar, telah tersedia. Selain secara ekonomis menguntungkan, sebagian pengolahan tersebut dapat memanfaatkan umbi-umbi kecil yang selama ini tidak dimanfaatkan.
Sekitar 89% produksi Ubi Jalar di Indonesia, digunakan untuk bahan pangan, namun masih terbatas pada jenis-jenis makanan tradisional yang citranya seringkali dianggap rendah. Memperluas pemanfaatan ubi jalar, baik dari bahan segar maupun bahan antara, memperbaiki citra produknya, memberi nilai tambah.
Dari pemanfaatannya, Ubi Jalar segar dapat diolah menjadi beragam produk, seperti ubi rebus/goreng, keripik, stik, jus, saos dan selai. Sementara dari produk antara Ubi Jalar, dapat diolah menjadi tepung instan dan pati. sehingga dapat digunakan sebagai substitusi terigu (10–100%) pada produk kue kering, kue basah, roti, dan mie.
Tepung ubi jalar juga dapat ditingkatkan kadar proteinnya, dengan cara dicampur dengan tepung kacang-kacangan (tepung komposit). Pengembangan agroindustri Ubi Jalar cukup prospektif ditinjau dari ketersediaan bahan baku, teknologi pengolahan, dan potensi pasar.
Aplikasinya di lapangan, dapat dilakukan dengan sistem kemitraan antara industri skala kecil/menengah (UKM) dengan industri besar, dan melibatkan semua stake holder, mulai dari petani sampai pengolah
“Sosialisasi dan promosi, diperlukan untuk memasyarakatkan produk olahan ubi jalar kepada konsumen. Sementara untuk memacu adopsi teknologi pengolahan ubi jalar di kalangan pengolah, diperlukan penyuluhan dan pelatihan pengembangan agroindustri, agar mendapatkan bahan baku dan produk olahan, yang terjamin mutunya dan dapat bersaing di pasaran” tuturnya ara/mb06

-----------------
Di setor Minggu, 14 Nopember 2010
Di muat Senin, 15 Nopember 2010/ 08 Dzulhijjah 1431 H
-         dengan judul Jangan Anggap Sepele Ubi Jalar
-         kolom Ekonomi & Bisnis, Mata Banua halaman 9


Tidak ada komentar:

Posting Komentar