Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 25 Februari 2012

060212-senin(selasa)-Kuntau Sebagai Warisan Budaya.doc

Photo: mb/ara
WARISAN – Kuntau sebagai warisan budaya harus lebih diperkenalkan dikalangan pelajar

Kuntau Sebagai Warisan Budaya Daerah


BANJARMASIN – Kuntau adalah warisan budaya daerah yang harus dilestarikan. Kuntau merupakan seni beladiri tradisional Banjar. Secara umum dan nasional, seni beladiri Kuntau adalah salah satu cabang aliran seni beladiri yang termasuk dalam organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Organisasi ini bertanggung jawab penuh terhadap pelestarian seni silat Indonesia.
Menurut Drs H Widharta Rahman, sekertaris IPSI Kalsel pada Sabtu (4/2) siang, keberadaan kuntau sebagai warisan budaya daerah sangat penting untuk dilestarikan. Ia mengakui bahwa keberadaan kuntau di Banjarmasin sangat sedikit dan tidak terlalu dikembangkan lagi.
“Hal ini dikarenakan, di Banjarmasin hanya fokus kepada silat itu sendiri. Sebab silat lebih banyak dimunculkan dalam pertandingan, baik tingkat pelajar maupun tingkat dewasa. Sedikit yang benar-benar bertujuan untuk melestarikan kuntaunya” katanya.
Widharta mengharapakan pelestarian kuntau dapat dillakukan di sekolah-sekolah dan dapat masuk sebagai mata pelajaran muatan lokal, sehingga bisa lebih fokus.
Di lain pihak, Edhi S Mukaffa SAg, guru agama SMPN 4 Banjarbaru yang juga sebagai pelatih seni beladiri di sekolah tersebut, mengungkapkan dengan Mata Banua.
Seiring perkembangan zaman dan semakin banyaknya seni beladiri dari negara lain berkembang di bumi Lambung Mangkurat, seni beladiri kuntau namanya semakin tergeser.
Dalam mengenalkan seni beladiri tradisional di SMPN 4, Edhi tidak sendiri. Tetapi dibantu oleh dua rekannya sesama pesilat yaitu Alex dan Bain yang lebih khusus pada seni beladiri tradisional Banjar.
“Walaupun hanya dasar-dasar Kuntau yang di kenalkan, paling tidak anak-anak mengenal sejak dini dengan seni beladiri tradisional daerahnya” ujar Edhi. ara/mb05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar