BANJARMASIN – Sebuah sangar teater (teater modern) apabila hanya terpaku pada suatu genre teater tertentu saja, hanya akan membuat sanggar tersebut tidak berkembang dengan baik. Terutama untuk pelaku teater (baik yang modern maupun tradisional), sangat penting untuk mencoba suatu genre teater yang lain.
Hal ini diungkapkan oleh pemerhati budaya Drs Mukhlis Maman, beberapa waktu yang lalu. Menurutnya, apabila seorang pelaku teater hanya mementaskan genre teater itu-itu saja, akhirnya akan stagnan.
Dilain pihak dalam perbincangan Mata Banua dengan Luhur Kayungga, sutradara dan salah satu aktor dari lakon Brongkos, seusai pementasan Teater Api Indonesia (TAI) dari Surabaya di gedung Balairung Sari Taman Budaya (TB) Kalsel, pada Jumat (20/1) malam yang lalu.
Ia menceritakan, bahwa TAI tidak membatasi dirinya dalam genre tertentu, apakah ini realis atau surealis. TAI terus melakukan eksplorasi melalui genre apapun. Bahkan antara keduanya bisa saja dikombinasikan, misalnya genre realis sebagai latihan, kemudian genre surealis dalam pementasan.
TAI selalu melakukan inovasi pemikiran dan penafsiran, serta tidak terpaku dalam suatu bentuk tertentu. Walaupun lebih banyak mementaskan genre surealis. “Sebelum bergabung dalam TAI, aku lebih sering mementaskan genre realis. Lalu aku ingin mencoba sesuatu yang lain, seuatu yang lebih banyak mengeksplorasi pemahaman dan penjiwaan sebuah lakon” katanya.
Luhur melanjutkan, teater surealis tidak semudah seperti yang dibayangkan. Teater surealis memerlukan pemaknaan, kegagalan penokohan menyebabkan penonton tidak bisa menangkap pesan apa yang akan disampaikan. Eksplorasi lebih banyak pada ekpresi dan gerak, serta minim kata-kata, bahkan tanpa dialog. Inilah tantangan dalam memainkan tokoh surealis. Berbeda dengan teater realis, eksplorasi lebih banyak pada dialog, alur cerita mudah ditangkap penonton.
“Pada dasarnya, mengajak orang untuk memahami dan berpikir lebih dalam untuk memaknai, akan lebih membekas dalam diri seseorang” ujarnya. ara/mb05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar