Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

041111-jumat(sabtu)-Adat Banjar Bila Ada Orang Meninggal Dunia (Dm.121111)

Photo: Drs Syarifuddin R

Kebiasaan Adat Banjar Bila Ada Orang Meninggal Dunia

BANJARMASIN – Kuatnya kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib, masih dapat dilihat dari tingkah laku masyarakat, khususnya di pedesaan, ungkap budayawan kalsel Drs Syarifuddin R, beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, apabila ada orang meninggal dunia di sekitar kampung atau desa, baik keluarga atau orang lain, harus diberi penangkal sakit, berupa coretan kapur sirih pada telinga, untuk menghindarkan kemungkinan ditegur oleh roh arwah orang yang meninggal tersebut, karena dapat menyebabkan sakit.
Jika orang meninggal dunia, yang dimandikan dengan memakai bantalan (alas) gadang pisang (batang pisang yang dipotong dan dikupas), bantalan tersebut harus dihanyutkan ke sungai, agar rohnya tidak mengganggu orang yang masih hidup.
Dan bagi warga masyarakat yang menyaksikan atau melihat gadang pisang itu hanyut disungai, supaya berdoa dan memohon untuk tidak dirawa (ditegur) oleh arwahnya.
Kepercayaan tentang adanya makhluk gaib yang jahat, menimbulkan banyak istilah penyakit yang bersifat tidak nyata. Bagi masyarakat suku banjar, sakit yang tidak jelas namanya dan diidentifikasikan sendiri jenis pengobatnya, dianggap sebagai perbuatan makhluk gaib, sebagai akibat melanggar sesuatu kebiasaan (adat), atau akibat perbuatan manusia dengan menggunakan roh jahat.
“Penafsiran sakit oleh masyarakat banjar, yang bertumpu pada kekuatan gaib yang berada diluar kemampuan manusia, dipengaruhi oleh faktor kejiwaan yang berasal dari penuturan para orang tua, dan akhirnya tertanam dalam peri kehidupan masyarakat Banjar secara turun temurun pula” ujarnya. ara/mb05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar