Photo: mb/ara
PELAJARAN - Secara rutin seusai sholat Magrib di PA Nurul Ihsan, ada pelajaran fiqih, tasawuf, dan tauhid untuk anak-anak asuhnya
PA Nurul Ihsan
Pernah Berprestasi Dalam Pertandingan Silat
DULU pernah ada latihan silat di PA Nurul Ihsan, selama 3 tahunan dari 2003 sd 2006, sehingga anak-anak sempat berprestasi dalam pertandingan silat.
Tapi karena pelatihnya tidak ada lagi, kegiatan latihan silat menjadi terhenti. Kedepannya kalau ada yang melatih, akan kami lanjutkan, ungkap M Rib’ei (35) pengasuh panti kepada Mata Banua.
PA Nurul Ihsan, beralamat di Jl A Yani, Km 13 Gambut, didirikan pada 1992. Sholat berjamaah menjadi kewajiban rutin yang harus dilaksanakan oleh anak-anak asuhnya.
Menurut Rib’ei, aktivitas lain di panti, ada menghapal Al Qur’an setiap usai sholat Ashar, sholat Isya dan sholat subuh. Sedangkan seusai sholat Magrib, dilanjutkan dengan wiridan, lalu pelajaran fiqih, tasawuf, dan tauhid.
Kemudian setiap malam Senin ada maulid habsy, dan yang menjadi pemain tarbangnya dari anak-anak panti sendiri, serta sering pula diundang masyarakat untuk membawakan maulid habsy di luar dari panti. Apabila tidak mengikuti kegiatan atau melanggar peraturan, akan mendapat peringatan dan bisa sampai dikeluarkan dari panti.
Tingkat pendidikan anak-anak asuh, di SD/sederajat ada 13 anak, SMP/sederajat ada 5 anak, SMA/sederajat ada 4 anak, dan yang kuliah ada 3 anak. Salah satunya ada yang kuliah di kedokteran.
Setelah anak-anak lulus SMA, kalau mau kuliah akan dikuliahkan, kalau tidak akan di ikutkan dalam kursus keterampilan. Usia anak asuh yang paling muda umur 7 tahun, dan yang paling tua umur 22 tahun, sudah hampir lulus kuliah. Karena banyak yang sekolahnya dekat dengan panti, jadi berangkat sekolah jalan kaki. Kecuali yang sekolahnya jauh, baru naik taksi.
Paling banyak anak asuh berasal dari daerah Tamban, kemudian ada pula dari Anjir, Manarap, Pemurus, Aluh-aluh, Amuntai, Banjarmasin dan Kapuas . Anak-anak boleh pulang ke rumah keluarganya, apabila ada hal-hal yang penting saja.
Biaya yang dikeluarkan untuk makan setiap minggu sekitar Rp 700 ribu, ditambah dengan pengeluaran lainnya. Sedangkan pemasukan atau sumbangan masyarakat, tidak tetap, kadang-kadang bisa mencapai Rp 10 jutaan per bulan.
“Terkadang anak-anak suka bercanda kelewatan antar mereka, sehingga terjadi perkelahian. Tapi biar begitu, mereka cepat berbaikan.
Masing-masing anak punya tabungan, ada yang sudah mencapai Rp 11 juta. Karena melihat temannya, bisa membeli kendaraan dari uang tabungannya sendiri, yang lain menjadi termotivasi pula ntuk menabung” pungkas Rib’ei yang sudah menjadi pengasuh di PA Nurul Ihsan, selama 6 tahun. araska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar