Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

271111-minggu(senin)-TB pagelaran wayang kulit (Dm.291111)

Photo: mb/ara
DALANG CILIK - Sahriawan Jaya Sukma Si Dalang Cilik kembali menampilkan kemahirannya dalam menuturkan dan memainkan wayang kulit di Taman Budaya Kalsel

Celoteh Dalang Cilik Kembali Meriahkan Taman Budaya Kalsel

BANJARMASIN – Kolaborasi pagelaran wayang kulit Banjar yang dibawakan oleh tiga generasi dalang malam ini, adalah untuk yang pertama kalinya di Taman Budaya (TB) Kalsel. Apalagi ke tiga dalang tersebut masih satu keluarga, dan kehadiran Sahriawan sebagai dalang cilik memberi warna dan semangat baru bagi dunia pedalangan di Kalsel.
            Hal ini diungkapkan Kepala TB Kalsel Drs Noor Hidayat Sultan, dengan Mata Banua pada Sabtu (26/11) malam, di tengah pertunjukan wayang kulit Banjar Kolaborasi dalang cucu yaitu Sahriawan Jaya Sukma 12 tahun, dalang anak yaitu Sah Putera 36 tahun dan dalang kakek yaitu Diman 55 tahun.
            Pagelaran wayang kulit Banjar malam tersebut, merupakan agenda tahunan TB. Bertempat di samping gedung Wargasari TB dari pukul 22.00 Wita hingga pagi. Karena ada tiga dalang, pertunjukan di bagi menjadi empat sesi.
            Sesi pembuka dilakukan oleh dalang Diman, lalu pada sesi ke dua dilanjutkan oleh dalang Sahriawan sampai pukul 23.00 Wita. Kemudian sesi ke tiga di teruskan oleh dalang Sah Putera, dan sesi ke empat disambung dengan dalang Diman hingga pagi. Lakon cerita yang dibawakan berjudul Liku-Liku Pandawa Mambangun.
            Animo penonton cukup banyak, sampai-sampai bangku yang disediakan TB tidak mencukupi. Hampir sepertiga penonton dari kalangan generasi muda (mahasiswa).
            Sebelumnya, pada Minggu malam 10 Juli yang lalu, Sahriwan dalang cilik Asam Barimbun Grup dari kabupaten Hulu Sungai Tengah, juga pernah tampil di panggung terbuka TB Kalsel dalam Pekan Kemilau Banua Seribu Sungai. Kelincahan dan celoteh Sahriawan dalam memainkan wayang kulit Banjar, telah memukau penonton.
            Menurut dalang Diman (kakek Sahriawan), lakon cerita pewayangan yang dimainkannya, anak dan cucunya kali ini (Sabtu malam, 26 November 2011), bukan cerita carangan, tapi cerita pakem pewayangan. Kisahnya mengenai liku-liku keluarga Pandawa dalam membangun kerajaan, setelah terusir dari kerajaan Hastinapura.
            Diman sangat bangga dengan kemampuan Sahriawan, dalam usia dini telah mampu menjadi dalang.
            “Mudah-mudahan Sahriawan nantinya lebih dari kami. Semoga pemerintah mempunyai program, untuk meningkatkan generasi muda dalam pedalangan, hingga akhirnya ada festival dalang cilik di Kalsel ini” harapnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar