Photo: mb/ara
SEKOLAH – PA Raudhatul Yatama mempunyai sekolah Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah untuk anak-anak asuhnya
PA Raudhatul Yatama
Membangun Pendidikan Anak Asuh
SEMENJAK didirikan pada 1980, Panti Asuhan (PA) Raudhatul Yatama, yang terletak di Jl A Yani Km 10, Kertak Hanyar, Martapura ini, sudah mempunyai tujuan untuk membuat lembaga pendidikan bagi anak asuhnya.
Menurut H Iwan Asrul Hadi (53), setelah panti ada, untuk pendidikan anak-anak asuh, awalnya hanya membuat sekolah diniyah, atau pesantren yang memberikan pelajaran dasar-dasar agama Islam, yang dalam bahasa Banjar disebut sakulah baduduk.
Hingga pada 1982, mulai di buat sekolah lanjutannya, yaitu Madrasah Ibtidaiyah/SD, Madrasah Tsanawiyah/SMP, dan Madrasah Aliyah/SMA. Selain anak asuh panti yang bersekolah, dari masyarakat umum juga banyak.
Jumlah anak asuh ada 86 orang yang tinggal di dalam panti, dan 25 orang yang tinggal di luar panti, atau tinggal dengan keluarganya masing-masing. Dari jumlah keseluruhan itu, anak putri ada 25 orang, sisanya anak-anak putra.
Tingkat pendidikan anak asuh, di Ibtidaiyah ada 11 orang, di Tsanawiyah ada 66 orang, di Aliyah ada 30 orang, dan yang kuliah (di Uvaya, IAIN dan Unlam) ada 4 orang, yang kuliah di jurusan keguruan.
Batas usia purna asuh adalah 20 tahun, setelah itu dikembalikan kepada keluarganya. Kalau si anak memilih untuk mengabdi di panti, akan diterima dengan tangan terbuka. Saat ini ada beberapa anak asuh yang mengabdi di panti, baik sebagai pengasuh, pengurus, maupun jadi guru.
Jumlah anak asuh yang sudah purna asuh sangat banyak, kurang lebih sekitar 300 orang, ada yang jadi pengusaha, guru, kepala sekolah dll. Tahun ini PA Raudhatul Yatama, mengadakan reuni untuk anak-anak yang sudah purna asuh. Tidak mudah mengumpulkannya, karena tersebar hingga di luar Kalimantan .
Jumlah kamar tidur untuk anak, ada 6 bilik. Empat bilik untuk anak putra, dan khusus untuk anak-anak yang masih di Ibtidaiyah, dikumpulkan menjadi satu bilik saja, dengan satu pengasuh. Sedang untuk anak putri ada dua bilik, dengan satu pengasuhnya pula.
Kegiatan di panti selain rutinitas sekolah, Senin dan Kamis ada pengajian. Selanjutnya ada muhadarah, latihan hadrah, maulid habsy dll. Aktivitas sholat berjamaah dan mengaji menjadi kewajiban, apabila melanggar tentu ada hukumannya.
Sudah banyak yang dikeluarkan, karena pulang tanpa ijin dll. Setahun bisa ada dua anak, tapi untuk tahun ini ini tidak ada. Daerah asal anak asuh, ada yang berasal dari Marabahan, Barabai, Pelaihari, dan ada pula yang dari Sumatra .
“Saat ini kami lagi membangun ruangan permanent untuk Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah. Setelah itu rencananya merenovasi atau membangun ruangan untuk makan, sebab bangunan yang ada sudah sangat lapuk.
Tentunya biayanya sangat besar, ratusan juta rupiah, dananya dari donator secara pribadi, tidak ada bantuan dari pemerintah. Bantuan dari masyarakat sekitar panti pun hampir tidak pernah ada, biasanya dari bantuan perusahaan atau pengusaha.
Dulu kami ada 150 anak asuh, hingga menjadi panti yang terbanyak anak asuhnya di Kalsel, dan semuanya mendapat bantuan dari dinas sosial. Namun belakangan ini, dari semua anak yang ada hanya 35 anak yang mendapat bantuan dari dinas sosial” katanya.
Lanjutnya “Alhamdulillah, prestasi anak-anak cukup baik, mudah-mudahan setelah dua gedung sekolah yang dibangun ini selesai, keadaan pendidikan anak-anak asuh semakin maju” pungkas H Iwan Asrul Hadi, yang menjadi pendiri, wakil ketua dan sekaligus juga pengasuh panti. araska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar