Photo: mb/ara
LATIHAN – Karena rajin latihan maulid tarbang, PA Puteri NU sering diundang masyarakat pada acara selamatan, hingga ke Banjarbaru
PA Puteri Nahdlatul Ulama
Membekali Anak Asuh Dengan Beragam Keterampilan
Lamat-lamat terdengar irama pukulan rebana, atau yang dikenal dengan nama tarbang sebagai pengiring pembacaan syair dalam Maulid Habsy, dari musholla yang berada di depan asrama Panti Asuhan Puteri Nahdlatul Ulama (PA Puteri NU). Rupanya beberapa anak-anak putri panti yang masih belia, dengan asiknya berlatih memainkan maulid tarbang.
PA Puteri NU didirikan sekitar 9 tahun yang lalu. Anak-anak asuh, selain dibekali dengan pendidikan agama, juga dilatih dengan beragam keterampilan” ungkap Hj Saniam, ibu asrama PA Puteri NU yang beralamat di Jl Irigasi Teluk Sanggar, Desa Bincau Kecamatan Martapura.
Menurut Saniam (64), tingkat pendidikan anak asuh, ada yang di Madrasah Ibtidaiyah/SD, Madrasah Tsanawiyah/SMP, dan Madrasah Aliyah/SMA. Jumlah keseluruhan anak asuh yang berada di asrama ada 45 anak putri, dan yang berada diluar asrama (tinggal bersama keluarganya) ada 6 anak putri.
Apabila ada anak asuh yang sudah menyelesaikan studi di Madrasah Aliyah, dan ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, ia sudah harus mandiri. Karena panti hanya bisa membiayai hingga di Madrasah Aliyah.
Sudah banyak anak asuh PA Puteri NU yang berdikari, ada yang kuliah sambil bekerja, dan ada pula yang sudah berkeluarga. Bagi yang rumahnya tidak jauh dari panti, selalu datang menjenguk adik-adiknya di panti, minimal tiga bulan sekali.
Asrama PA Puteri NU di beri nama Siti Aisyah, lantai dasar mempunyai 9 kamar tidur untuk anak-anak, sedangkan lantai dua tanpa kamar (los), khusus untuk tempat tidur anak-anak yang baru masuk panti. Setelah satu hingga dua tahun tinggal di panti, baru pindah ke kamar dilantai dasar.
Untuk melaksanakan tugas kebersihan, memasak dll, di bagi perkelompok secara bergilir dengan jadwal yang telah ditentukan, satu kelompok terdiri dari 5 anak. PA Puteri NU juga mempunyai Pondok Pesantren (Ponpes) untuk tingkat pendidikan Madrasah Diniyah.
Ponpes ini, baru beberapa bulan di buka. Sebagai sekolah tambahan di sore hari, bagi anak-anak panti dan anak-anak di sekitar panti. Pelajaran di Ponpes ada Tahfizul Qur’an dan pelajaran agama, seperti tajwid, fiqih, tasawuf dll.
Sedangkan aktivitas lainnya, diluar madrasah dan ponpes, di sela-sela waktu senggang dalam seminggu, di isi dengan keterampilan membuat kue, berkebun, memelihara ternak ayam dll. Kemudian malamnya seusai sholat Magrib dengan membaca Burdah dan Maulid Habsy.
“Semua anak-anak dipanti ini, kuanggap seperti cucu sendiri, sehingga lebih mudah untuk membinanya” ujar Saniam. araska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar