Photo: mb/ara
LATIHAN - Anak-anak asuh biasa membantu membuat kue pesanan dan untuk dititip di warung, sehingga menjadi media latihan kemandirian sejak dini
PA Puteri Muhammadiyah
Amal Usaha Kue Sebagai Bekal Keterampilan Anak Asuh
PANTI ASUHAN (PA) Puteri Muhammadiyah, beralamat di Jl Albasia Gg Kayutangi, Martapura, didirikan pada 1999. Saat ini mengasuh 24 anak putri, dengan tingkat pendidikan 7 anak di SMA, 8 anak di SMP dan sisanya di SD, paling muda duduk di kelas 3 SD.
Menurut Rusmiati, yang menjadi pengasuh di PA Puteri Muhammadiyah semenjak 2002, bahwa anak-anak hanya di bina hingga lulus SMA, setelah itu kembali ke keluarganya masing-masing. Kecuali untuk anak yang terampil, mampu kuliah sambil bekerja, maka ia masih boleh tinggal di panti sambil membantu mengurus panti.
Prestasi anak-anak cukup baik, ada yang mendapat peringkat cukup tinggi disekolah. Kebanyakan anak-anak berasal dari daerah kabupaten Banjar sendiri, ada juga sebagian yang berasal dari Loksado dan Muara Teweh.
Rusmiati mengakui, kalau anak asuh yang memang berasal dari kabupaten Banjar, sering kali pulang kerumah keluarganya. Sehingga dibuatlah peraturan, kalau mau pulang atau ada kegiatan diluar panti, harus meminta ijin dulu. Serta ada pula peraturan lain, seperti tidak boleh membolos sekolah, tidak boleh mempunyai HP, tidak boleh berkelahi dengan teman dll. Apabila ketahuan melanggar akan mendapat hukuman.
Hukumannya, ada yang disuruh membersihkan halaman, membersihkan kamar mandi, di potong uang saku dll, bahkan bila terlalu sering melanggar, dan sudah sering diperingatkan masih juga melanggar, tentu dikeluarkan dari panti.
"Sebelumnya sudah ada beberapa anak yang di keluarkan dari panti, kemudian dari 2002 hingga sekarang ada lagi satu anak lagi yang dikeluarkan, karena sering membolos sekolah.
Kegiatan dipanti selain puasa Senin Kamis, pengajian agama rutin tiap bulan, ada pula pelajaran tambahan, seperti bahasa Arab setiap Rabu setelah sholat Ashar. Pelajaran Fiqih setiap malam Jumat dan malam Selasa. Lalu ada pelajaran bahasa Inggris, dan untuk bahasa Inggris ini sementara dihentikan, karena pengajarnya pindah rumah yang lebih jauh tempatnya dari panti.
Masing-masing kamar mempunyai tugas, ada yang mencuci piring, menyiapkan makanan, menyapu halaman, membersihkan rumah dll. Tugas-tugas ini, dijalankan bergiliran tiap kamarnya" katanya.
Rusmiati, tidak terlalu banyak mengetahui, mengenai berapa biaya pengeluaran dan pemasukan panti dari sumbangan warga, karena ada bagian bendahara yang menanganinya.
"Yang aku tahu, biaya untuk makan sekitar Rp 150 ribu seharinya, aku berbelanja kepasar seminggu sekali.
Panti juga mempunyai amal usaha kecil-kecilan, yaitu membuat kue, baik itu menerima pesanan, maupun untuk dititipkan diwarung- warung. Aku hanya membelikan bahan-bahannya dan mengantarkan kue yang sudah jadi. Sedangkan yang membuat kuenya, adalah anak-anak. Keuntungannya lumayan untuk tambahan penghasilan panti maupun untuk uang saku anak-anak
Anak-anak yang lebih dewasa, punya kesadaran yang tinggi dalam menabung. Hanya pada anak-anak yang masih SD, perlu campur tangan pengasuh, untuk menabungkannya, karena masih belum terlalu mengerti pentingnya tabungan, apalagi bila ada keperluan mendesak dari anak itu sendiri, ataupun sebagai modal bila sudah purna asuh" ujarnya. araska
Tidak ada komentar:
Posting Komentar