Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

201011-kamis(jumat)-Kejujuran Menulis Di Sekolah (Dm.241011)

Photo:mb/ara
SEJAK DINI - Proses penanaman kejujuran lewat menulis dalam pelajaran bahasa Indonesia, harus ditekankan sejak dini disekolah

Pelajaran Bahasa Indonesia Hanya Mengejar UN

BANJARMASIN - Sastra penting bukan hanya dilingkup teks, tapi juga sampai ke praktek. Misalnya pendidikan sastra di sekolah dianggap penting, bukan persoalan menghapal nama-nama, bukan persoalan siswa pintar, lalu mewakili daerah membuat cerpen, kalau ia tidak jujur! Ungkap Raudal Tanjung Banua, sastrawan Yogyakarta pada Selasa (18/10) sore di Taman Budaya Kalsel.
             Sebelumnya, Sainul Hermawan kritikus sastra Kalsel, beberapa waktu yang lalu, secara pajang lebar telah menjelaskan dengan Mata Banua.
            “Untuk dunia pendidikan, penanaman kejujuran, juga bisa melaui tulis menulis. Ketika tulis menulis menjadi pelajaran penting disekolah, maka pembelajaran tetang kejujuran, harus diletakkan sebelum pembelajaran menulis itu dimulai.
Persoalannya, kejujuran mungkin tidak pernah diajarkan melalui proses tulis menulis. Saya yakin, kejujuran dalam sebuah karya di sekolah-sekolah, jarang diperbincangkan. Kalaupun diperbincangkan, mungkin hanya 0,1 persen saja. Guru-guru bahasa kita, tidak sibuk dengan hal seperti itu, guru bahasa kita sibuk dengan pelajaran-pelajaran instrumentalis.
Ketika para guru sibuk mengajarkan bahasa Indonesia secara instrumentalis, untuk menghadapi kepentingan Ujian Nasional (UN), dan para guru hanya tersihir dengan kebijakan UN. Yaitu pelajaran-pelajaran yang hanya dipersiapkan, untuk menjawab A B C D dalam UN, yang secara umum sudah menjadi rahasia, bahwa dalam prosesnya, selalu saja ada kecurangan” katanya.
Menurut Sainul, jika kejujuran itu memang bisa dilakukan disekolah, proses penanaman kejujuran lewat menulis itu harus ditekankan. Tidak hanya disekolah, bahkan juga harus ditekankan diperguruan tinggi. Baik dalam pelajaran atau perkuliahan, bahwa dalam menulis apapun,  prinsip-prinsip pembelajaran untuk menghindari penjiplakan, menjadi wajib diajarkan.
“Tapi, melihat situasi kejujuran sekarang, apalagi dalam sastra dan tulis menulis, bisa dikatakan bahwa betapa mahanya kejujuran saat ini” ujarnya. ara/mb05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar