Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

201211-selasa(rabu)-bakuntau La Bastari

Photo: mb/ara
KUNTAU – Salah satu adegan perkelahian dengan jurus Kuntau dalam pagelaran mamanda Tubau dari La Bastari Kandangan dalam Festival Kesenian Daerah Banjar 2011 di Taman Budaya Kalsel

Kuntau Dalam Mamanda Tubau

BANJARMASIN – Memperkenalkan seni beladiri tradisional Banjar atau yang di sebut dengan Kuntau, dapat dilakukan dengan beragam cara. Seperti memasukkannya dalam salah satu adegan perkelahian dalam teater.
            Hal inilah yang dilakukan sangar La Bastari Kandangan pada pagelaran Festival Kesenian Daerah Banjar (FKDB) 2011, Selasa (13/12) malam di Gedung Balairung Sari Taman Budaya (TB) Kalsel.
            Menurut Budayawan Kalsel Drs H Syarifuddin R, kreativitas seniman dalam memperkenalkan seni budaya daerah, termasuk seni beladiri Kuntau dalam pertunjukannya, akan membuat kesenian tradisional tetap hidup di tengah masyarakat.
            Memadukan adegan perkelahian dalam teater dengan menggunakan jurus-jurus kuntau sangat menarik, karena Kuntau sendiri dewasa ini sudah sangat jarang ditampilkan.
            “Apa yang dilakukan sanggar La Bastari dalam pagelaran Mamanda Tubau dan memadukannya dengan seni beladiri tradisional Bakuntau, adalah sangat baik sekali. Ini harus dicontoh oleh sanggar-sanggar teater lain” kata Syarifuddin seusai menyaksikan FKDB 2011, malam itu.
            Dilain pihak, pemerhati budaya Banjar Drs Mukhlis Maman pada Senin (19/12) sore, menjelaskan. Beragam seni beladiri berlatar sejarah, yang sebagian besar dikarenakan peperangan.
Oleh karena itu setiap negara atau daerah, mempunyai seni beladiri tradisional dengan ciri khas sendiri, dan Kuntau adalah seni beladiri orang Banjar. Mukhlis berharap agar Kuntau bisa bertahan, ditengah derasnya seni beladiri asing yang masuk di banua Banjar.
“Tidak banyak daerah di Kalsel yang masih melestarikan Kuntau, diantaranya terdapat di Wilayah Marabahan dan kawasan Banua Enam, seperti Barabai, Tapin, Kandangan dan Amuntai. Mudah-mudahan Kuntau bisa tetap lestari” ujarnya. ara/mb05.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar