Photo:mb/ara
SEMINAR – Penampilan tari kreasi Serampang dari sanggar Talas Fakultas Pertanian Unlam Banjarbaru dalam Seminar Membangun Ketahanan Bangsa Dan Negara
Seni Budaya Lokal Merupakan Pilar Kebangsaan
BANJARBARU – Empat pilar utama kebangsaan yang menopang tegaknya Republik Indonesia , yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pada era globalisasi dan era transformasi nasional dewasa ini, bahwa tantangan berat terhadap 4 pilar ini semakin mengkhawatirkan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia (Dirjen Kesbang Pol Kemendagri RI), A Tanribali L, dalam pembukaan Seminar Membangun Ketahanan Bangsa dan Negara Melalui Pendekatan Seni dan Budaya Lokal.
Seminar bertempat di aula Prof Supardi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (FP Unlam) Banjarbaru, pada Sabtu pagi, 10 Desember 2011 kemaren. Yang di hadiri pula oleh Pembantu Dekan I FP Unlam Ir Syaifudin MS, mahasiswa dan pelajar se Kota Banjarbaru.
Seminar terselenggara atas kerjasama Dirjen Kesbang Pol Kemendagri RI , dengan LSM Karya Pemuda Nasional (KPN), serta FP Unlam Banjarbaru. Salah satu pemateri dalam seminar adalah aktivis mahasiswa dari FP Unlam Banjarbaru, M Indra D.
Menurut A Tanribali L, upaya tegaknya NKRI sangat tergantung pada upaya semua pihak, dalam mempertahankan dan mengimplementasikan ruhnya pilar-pilar tersebut di tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Salah satu ruh pilar adalah budaya lokal. Seperti diketahui, budaya lokal merupakan kebudayaan besar yang mendominasi kebudayaan Indonesia . Budaya lokal adalah wujud dari keragaman bangsa Indonesia yang majemuk (multikultural).
Budaya lokal juga memiliki fungsi memperkaya kebudayaan Nasional, dan mempersatukan berbagai keragaman dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Sedangkan kebudayan lokal di Indonesia jumlahnya sangat banyak. Kebudayaan lokal hidup dan berkembang pada setiap suku bangsa di Indonesia . Eksisnya kesenian dan budaya lokal menjadi identitas bangsa.
Sambutan pembukaan seminar dari A Tanribali L, di bacakan oleh Kasubag Sistem dan Prosedur Kementrian Dalam Negeri RI , Aang Witarsa.
Andi Ahmad Yani SE, pembina dan penasihat KPN di Jakarta Timur, mengatakan bahwa Budaya lokal semakin tergerus dan semakin tidak diminati oleh generasi muda.
“Kerjasama peningkatan inilah yang harus terus dilakukan. Bagaimana cara kita mengemas seni tradisional agar semakin lebih hidup. Mengemasnya dengan peralatan modern, tapi tidak meninggalkan peralatan tradisional. Sehingga kesenian tradisional kita bisa menjadi tuan rumah dinegeri sendri. Peran dari pelajar, mahasiswa dan pemuda untuk ini sangat penting” ujarnya seusai seminar kepada Mata Banua.
Dilain pihak, ketua panitia seminar Windi Novianto, menjelaskan bahwa seminar yang dilaksanakan, sebagai kegiatan tahap awal untuk mengetahui kondisi seni budaya daerah. “Bagaimana melihat kesungguhan pelajar, mahasiswa dan pemuda dalam meningkatkan seni budaya daerah dan dapat memperkokoh ketahanan bangsa” pungkasnya. ara/mb05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar