Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

141111-senin(selasa)-PA Al Irsyad Mtp

Photo: mb/ara
MEMBERI – Bisa memberi makan dan memberi pendidikan yang layak untuk anak-anak saja, sudah Alhamdulillah

PA Al Irsyad
Kesenjangan Bantuan Bagi Panti asuhan Yang Di Pedesaan

MINIMNYA bantuan sangat dirasakan oleh Panti Asuhan (PA) yang berada jauh dari kota. Panti yang berada di kota, bisa mendapat sumbangan masyarakat jutaan setiap bulannya, namun panti yang di pedesaan sebaliknya.
            PA Al Irsyad, didirikan pada 1987, beralamat di jl Syeckh Muhammad Arsyad Al Banjari, kampung Sungai Tuan, kecamatan Astambul, kabupaten Banjar.
Menurut Wahyan Haniah (35), yang sudah 10 tahun menjadi pengasuh PA Al Irsyad, jumlah anak laki-laki ada 5 orang, dan anak perempuan ada 40 orang. Jenjang pendidikan anak panti, untuk Madrasah Ibtidaiyah/SD ada 3 orang, paling muda duduk di kelas IV. Untuk Madrasah Tsanawiyah/SMP ada 20 orang, dan sisanya Madrasah Aliyah/SMA. Anak-anak berasal dari daerah Aranio, Galam Rabah, Jorong dll.
Asrama putra dan putri terpisah. Dulu anak putra lebih banyak, tapi semenjak asramanya tidak layak huni, dan hanya satu kamar yang bisa ditempati.
Untuk asrama putri mempunyai 3 kamar, dalam satu kamar terdiri dari anak yang paling muda hingga yang dewasa, dan ada satu anak sebagai ketuanya. Secara bergiliran tiap kelompok kamar melaksanakan tugas, dari memasak, membersihkan ruangan dll.
Kegiatan seusai belajar disekolah, yaitu setelah sholat wajib di isi dengan pengajian kitab tauhid, fiqih, nahwu, shorof, tajwid dll. Sedangkan sore Kamis pembacaan Burdah, dan sore Senin pembacaan Maulid Habsyi.
Di tempat terpisah, di rumah kediaman ketua panti H Amrun (60) yang berada di jl Pendidiakan, Martapura, ia menambahkan.
“Sudah 5 tahun, asrama putra rusak parah, sampai ini kami belum ada biaya untuk merehabnya. Maka, anak asuh yang laki-laki terpaksa menempati ruangan seadanya. Walau begitu, prestasi mereka disekolah cukup baik, begitu pula dengan anak putri, tidak keluar dari 10 besar, karena kegiatan belajar di panti lebih teratur.
Bisa memberi makan dan memberi pendidikan yang layak untuk anak-anak saja, sudah Alhamdulillah. Karena panti kami berada di pedesaan, oleh karena itu bantuan dari masyarakat sekitar panti, tentu sangat minim.
Terjadi kesenjangan antara panti yang ada di perkotaan, dengan panti yang di pinggiran (pedesaan), bantuan masyarakat juga akan jauh lebih banyak pada panti yang di kota.
Selain itu, inisiatif dari Dinas Sosial untuk mencari pemecahan permasalahan panti, sangat tidak aktif. Kami juga berharap diadakan lagi pelatihan keterampilan untuk anak-anak asuh” ungkapnya. araska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar