Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

181211-minggu(senin)-kuliah umum Al Qur'an

Photo: mahfuz

Ayat-Ayat Al Quran Solusi Kehidupan

BANJARMASIN – Ayat-ayat yang dibawa Rasulullah SAW adalah solusi hidup. Ayat-ayat yang luar bisasa ini, memberikan alternatif hidup. Seharusnya ayat ini ditangan umatnya menjadi solusi hidup, sehingga tidak kesulitan hidup. Begitu banyak ayat yang diberikan Allah untuk kehidupan kita, ini adalah nikmat yang sangat luar biasa.
            Hal ini diungkapkan oleh H Margiono, Ketua PWI Pusat yang juga sebagai Sekjen Of Islamic Word Press, pada Stadium General/kuliah umum yang dilaksanakan oleh Qur’anic Internasional School. Kuliah umum yang bertema Tantangan Globalisasi dan Solusi Al Qur’an ini, bertempat di aula Palimasan lantai 5 gedung Banjarmasin Post, pada Minggu (18/12) siang.
            Selain Ketua PWI Pusat sebagai pembicara, ada pula HM Aqib Musthafa, Motivator Qur’an, juga selaku Direktur Aqsa College Jakarta. Kemudian pembicara ke tiga yaitu Dodi Syihab, Motivator Qur’an, juga selaku pembina Qur’anic Intelligence Center.
            Lebih jauh Margiono tidak hanya memberikan penjelasan tentang luar biasanya ayat-ayat Al Quran. Ia juga membicarakan bagaimana seharusnya umat berkompetisi dalam melalui media.
            Menurutnya, media massa di dunia ini mempunyai kekuatan yang luar biasa. Bagaimana media massa mengubah pola hidup dan budaya manusia. Sementara itu kalau ada 100 media kuat di dunia, maka yang 90 adalah media non agama dan media yang tidak beragama.
Setiap media massa mempunyai ideologi masing-masing, mempunyai agama sendiri-sendiri. Ada yang agamanya uang, ada yang agamanya popularitas, ada yang agamanya gengsi dll. Tapi yang dimaksud media tidak beragama ini, tidak otomatis dia memusuhi agama, dia bisa menampung agama, bisa menampung pikiran-pikiran agama. Dan juga bisa menampung pikiran-pikiran non agama.
“Ide-ide dan gagasan yang masuk adalah ide-ide non agama, artinya tidak didasari motif agama, ada yang didasari motif politik, ada yang motif fashion dll. Siapa yang salah, apakah pemilik medianya?
Ketika pikiran agama dan non agama berkompetisi, maka pemenangnya adalah 90 persen yang non agama. Inilah kenyataan yang terjadi sekarang” katanya.
            Media sekarang banyak dikuasai non agama, bukan berarti memusuhi agama. Gagasan-gagasan yang bersifat agama atau bermotif agama, pada umumnya gugur ketika harus diuji oleh selera publik atas program-program medianya. Faktor utamanya adalah kurang cerdasnya orang bragama dalam berkompetisi.
Orang beragama sekarang terlalu banyak menyalahkan dan menghujat orang diluar agama, tapi tidak berfikir untuk menghasilkan sesuatu untuk menandingi orang non agama. Hanya selalu mengkafirkan dan mencela budaya yang terjadi, tapi tidak berbuat sesuatu untuk menandinginya. Orang beragama menjadi tidak produktif dan tidak mampu menghasilkan produk-produk untuk menandingi orang non agama, baik dalam film, teknologi dsb.
Pertanyaan yang harus terus didengungkan, yaitu mengapa orang non agama bisa menciptakan produk yang bisa memasuki pikiran manusia? Kenapa orang beragama tidak bisa? Kenapa pemikir-pemikir beragama tidak mampu menciptakan produk itu?
Pada kenyataannya orang beragama hanya berkutat disitu-situ saja, sementara orang non agama sudah berkarya sangat jauh. Rasulullah SAW pada masanya telah menjual sesuatu yang tidak masuk akal pada zamannya. Apakah umatnya sekarang mewarisi kepeloporan seperti itu?
“Rasulullah tidak menginterpensi kebudayaan jahiliyah (kontra secara langsung). Tapi melakukan sesuatu yang lebih baik ditempat yang lebih baik dan membangun sesuatu yang lebih baik lagi, dengan melalui hijrah.
Sekarang harus ditanamkan dalam diri, apa yang menyebabkan umat Islam bisa bertahan hingga sekarang! Ini karena begitu hebatnya Rasulullah SAW, melalui ketauladanan serta terobosan pemikiran yang menggores zaman hingga sekarang. Inilah tauladan yang harus dimiliki oleh umat” ujarnya. ara/mb05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar