Isi Berita

Rilis yang di buat oleh ARAska dalam melaksanakan tugas sebagai Jurnalis

Sabtu, 31 Desember 2011

241111-kamis(jumat)-pasang surut pedagang pasar terapung (Dm.di ekonomi)

Photo: mb/ara
RUSAK - Tidak punya duit untuk memperbaiki jukung yang rusak, agar bisa berjualan di pasar terapung

Pasang Surut Pedagang Di Jukung

SUNGAI TABUK – Sudah satu bulan lebih, ibu Norasikin (40) tidak berjualan. Karena sampan (jukung) yang dipergunakannya untuk berdagang sayuran kepasar terapung selama ini, sedang rusak.
Menurut penuturan ibu dua anak, yang diam di jl Kampung Baru, Sungai Bakung, Kec Sungai Tabuk ini, pada Rabu (23/11) sore. Ia tidak mempunyai uang untuk memperbaiki sampan, sehingga terpaksa istirahat berjualan.
Biasanya ibu Nor (panggilan akrabnya), di mulai dari pukul 5 pagi mulai mengayuh sampannya ke pasar terdekat di Sungai Tabuk (pasar di darat). Dari pasar ini ia membeli keperluan berdagang, seperti sayuran, ikan dll, dengan modal rata-rata Rp 700 ribu.
Kemudian sekitar pukul 7.30 Wita, agar lebih cepat sampai ke pasar terapung Lok Baintan, sampannya ikut bergandeng dengan perahu kelotok. Lama perjalanan bisa memakan waktu 30 menit sampai 1 jam. Biaya gandengan sekitar Rp 4 ribu per sampan.
Sesekali ibu Nor, membeli keperluan berjualan ke pasar terapung di Kuin. Perjalanan ke Kuin memakan waktu yang cukup lama, bergandengan dengan perahu kelotok saja bisa sampai 4 jam baru sampai.
Bila ingin ke pasar terpung di Kuin, ia berangkat pada sore hari, dan bermalam di Kuin hingga pagi hari. Barang dagangan yang di beli di pasar terapung Kuin, di jual ke pasar terapung di Lok Baintan.
Di Kampung Baru, Sungai Bakung, Kec Sungai Tabuk ada sekitar 10 pedagang di sampan. Keuntungan yang kecil dari berjualan, semakin membuat nasib pedagang tersebut tidak menjanjikan. Seperti pasang surutnya pasar terapung.
“Keuntungan dari berjualan tidak banyak, paling-paling hanya Rp 30 ribu sd Rp 40 ribu per hari. Kadang-kadang tidak laku atau sepi pembeli.
Di sini, kami tidak pernah mendapat bantuan modal usaha dari pemerintah daerah. Bahkan perahuku yang sudah rusak satu bulan lebih, tidak bisa diperbaiki karena tidak punya duit” ujarnya kembali dengan nada prihatin. ara/mb06


Tidak ada komentar:

Posting Komentar